Rabu, 04 Desember 2019 03:30

Pemerintahan Samoa Tutup Akibat Wabah Campak

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Pemerintah Samoa memutuskan menutup layanan publik selama dua hari. Itu demi menundaulangi wabah campak yang telah merebak. 

RAKYATKU.COM - Pemerintah Samoa memutuskan menutup layanan publik selama dua hari. Itu demi menundaulangi wabah campak yang telah merebak. 

Wabah itu telah merenggut 53 jiwa yang sebagian besar merupakan anak-anak di bawah umur empat tahun di negara selatan Pasifik tersebut.

Perdana Menteri Samoa, Tuilaepa Lupesoliai Sailele Malielegaoi, meminta pihaknya akan mengerahkan seluruh pegawai negeri untuk membantu petugas kesehatan melakukan vaksin massal selama pemerintah tutup.

"Anak-anak juga telah disetujui untuk disetujui di ruang publik terbuka dengan banyak orang-orang yang mendukung," kata Malielegaoi, Senin (2/11/2019) dikutip CNN.

Pemerintah Samoa menetapkan status darurat nasional wabah campak sejak 15 November lalu. Pesta santai juga ditutup sekolah-sekolah untuk sementara waktu.

Vaksin massal telah berlangsung sejak 20 November lalu. Juru bicara Malielegaoi, Nanai Laveitiga Tuiletufuga, menuturkan jumlah ini sebanyak 58 ribu orang telah divaksin.

Campak merupakan penyakit pernapasan yang sangat menular dan dapat dicegah dengan vaksin. Tampak campak terdiri dari ruam dan bintik-bintik atau bentol merah datar, demam, batuk, pilek, dan mata berair.

Anak-anak adalah yang paling rentan terhadap wabah tersebut. Penyakit yang menyebabkan iritasi kulit dan demam, tetapi jika dilepaskan maka bisa menyebabkan kerusakan otak hingga kematian.

Wabah memang terlihat meningkat dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data UNICEF, hampir 350 ribu kasus terlihat pada 2018. Jumlah itu dua kali lipat lebih banyak dari yang terjadi sebelumnya.