RAKYATKU.COM, MAKASSAR – Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, Liestiaty F Nurdin konsisten dalam menyosialisasikan pengurangan sampah plastik ke masyarakat.
Di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Lies membagikan informasi dan kisah yang dimilikinya terkait dengan pengurangan sampah plastik kepada perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup.
“Selaku Ketua PKK dan istri pejabat, saya merasa sangat perlu untuk mensosialisasikan tentang pengurangan sampah plastik. Sayang kalau kita hanya tinggal diam menikmati jabatan suami. Karena di sinilah waktunya berbuat kebaikan. Banyak sekali organisasi-organisasi wanita yang bisa saya imbau untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” jelasnya, Kamis (29/8/2019).
Kondisi Indonesia yang sudah dalam tahap darurat sampah plastik juga membuat ibu tiga anak ini turun ke jalan menyosialisasikan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, bersama organisasi-organisasi wanita Sulsel pada momen Car Free Day (CFD) di Jalan Sudirman, Minggu (25/8/2019) lalu.
“Kami kemarin kumpul ada sepuluh organisasi wanita untuk sosialisasikan tentang ini (pengurangan plastik). Kita manfaatkan CFD karena banyak orang di situ. Jadi pesannya bisa langsung disampaikan,” ungkapnya.
Sebagai Ketua PKK Sulsel, Lies juga bercerita dirinya sudah berkeliling ke beberapa daerah dan memberi tahu ibu wali kota atau pun bupati untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai dalam setiap kegiatan PKK.
Menurut Lies, peran ibu-ibu sangat besar dalam mengedukasi pengurangan sampah plastik. Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan ibu-ibu yang berkaitan dengan plastik. Misalnya, ketika sedang berbelanja di pasar.
“Saya kira kita harus sama-sama, supaya masyarakat sadar bahaya plastik. Plastik dekat degan masyarakat. Padahal plastik bukan hanya ke lingkungan saja berbahaya, tetapi juga ke tubuh kita,” terangnya.
Selain menyosialisasikan kepada organisasi-organisasi wanita, Dosen Perikanan dan Kelautan Universitas Hasanuddin (Unhas) ini juga berupaya mendorong perubahan perilaku masyarakat agar lebih baik, dengan cara menyosialisasikan pengurangan plastik sekali pakai ke hotel-hotel.
Lies juga mengatakan dirinya sudah membiasakan diri untuk membawa tumbler dan kantong belanja sendiri saat dirinya pergi berbelanja.
Pada kesempatan ini, Lies juga memperkenalkan plastik yang terbuat dari ubi kayu yang bisa lebih cepat terurai di lingkungan.
“Kalau kita melarang orang, kita juga harus ada solusinya. Karena mereka pasti akan tanya apa yang akan kita pakai nantinya? Nah, plastik dari ubi kayu ini manfaatnya sangat luar biasa. Plastik ini bisa berkali-kali dipakai sampai rusak dan dapat terurai di lingkungan hingga enam bulan paling lama,” ungkap Bunda PAUD Sulsel ini.
Plastik yang dimaksud tersebut merupakan produk plastik organik yang diproduksi oleh Kassapack. Plastik organik ini merupakan karya putra daerah bernama Haqqul Bassar yang mengembangkan usahanya di bidang organik.
Kantong plastik organik ini lebih cepat terurai dibandingkan plastik biasa yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai.
“Kantong ini dari singkong kita bikin. Betul-betul mudah terurai. Ini terbuat dari singkong dan ditambah minyak nabati, termasuk minyak sawit,” tutur Haqqul.
Plastik organik ini bisa digunakan untuk mengangkat barang seberat 4-6 kilogram. Bahkan kemampuan plastik satu ini juga bisa mengangkat galon berisi air dengan berat 15 kilogram.