RAKYATKU.COM, TIBET - Dalai Lama telah mengklaim, Eropa bisa menjadi Afrika atau negara Muslim, jika para imigran tidak kembali ke negara asal mereka.
Pria berusia 83 tahun itu, yang telah hidup sebagai imigran dari Tibet sejak 1959, mengatakan, ia berpikir hanya sejumlah kecil orang yang boleh tinggal di negara-negara adopsi mereka.
Dia mengatakan kepada BBC, bahwa dia pikir negara-negara Eropa harus diwajibkan untuk mengambil orang-orang yang melarikan diri dari negara asal mereka, dan membutuhkan bantuan, tetapi pada akhirnya harus diajarkan keterampilan untuk kembali.
"Negara-negara Eropa harus mengambil pengungsi ini dan memberi mereka pendidikan dan pelatihan, dan tujuannya adalah - kembali ke tanah mereka sendiri dengan keterampilan tertentu," ungkapnya.
Ketika ditanya apa yang harus terjadi pada siapa pun yang ingin tinggal di negara yang telah mereka tinggali, Dalai Lama menambahkan, jika jumlahnya terbatas tidak masalah.
"Tetapi seluruh Eropa [pada akhirnya] akan menjadi negara Muslim - tidak mungkin. Atau negara Afrika, juga tidak mungkin," tambahnya.
Pemimpin spiritual Buddha itu sebelumnya mengatakan, dia berpikir 'Eropa untuk orang Eropa' pada pidato tahun lalu di Malmo, Swedia.
"Menerima mereka [migran], membantu mereka, mendidik mereka, tetapi pada akhirnya mereka harus mengembangkan negara mereka sendiri. Saya pikir Eropa milik orang Eropa," ungkapnya.
Dalai Lama juga adalah imigran. Dia telah tinggal di India sejak meninggalkan Lhasa 60 tahun lalu, selama pemberontakan Tibet.
Saat berada di pengasingan, ia mendirikan pemerintahan di Dharamsala di India utara, dan meluncurkan kampanye untuk merebut kembali Tibet dari Cina.
Dia mengatakan bahwa meskipun India telah menjadi 'rumah spiritual', dia masih ingin kembali ke negara asalnya, Tibet.
"Orang-orang Tibet memiliki kepercayaan pada saya, mereka meminta saya [datang] ke Tibet," ungkapnya.
Bhikkhu itu juga berbicara tentang keinginannya bagi siapa pun yang akan menggantikannya sebagai Dalai Lama.
Dia sebelumnya mengatakan bahwa jika ingin menjadi wanita maka dia harus 'sangat menarik, jika tidak, tidak banyak gunanya.'
Ketika ditentang pada sudut pandang ini, ia menegaskan kembali keyakinannya bahwa kecantikan harus sama pentingnya dengan otak.
"Jika seorang Dalai Lama wanita datang maka dia harus lebih menarik," paparnya.
"Dalai Lama yang jika dia tidak menarik, orang lebih suka untuk tidak melihat wajahnya," pungkasnya.