Rabu, 23 Juli 2025 18:42

Wamen Diktisaintek Prof Stella Christie: Publikasi Ilmiah Adalah Nafas Intelektual Dosen Indonesia

Lisa Emilda
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Rektor Unismuh Abd. Rakhim Nanda menyerahkan plakat kepada Wamen Diktisaintek Prof Stella Christie:
Rektor Unismuh Abd. Rakhim Nanda menyerahkan plakat kepada Wamen Diktisaintek Prof Stella Christie:

Wamen Diktisaintek Prof Stella Christie menginspirasi ratusan dosen dalam Workshop Kamp Inklusif di Unismuh Makassar, berbagi strategi menembus jurnal internasional dan mengumumkan anggaran riset Rp1,8 triliun untuk perguruan tinggi Indonesia.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR – Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kedatangan tamu kehormatan pada Rabu, 23 Juli 2025. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Diktisaintek) Prof Stella Christie hadir secara langsung untuk memberikan kuliah umum dan motivasi ilmiah dalam Workshop Kamp Inklusif Penulisan Artikel Ilmiah dan Publikasi Internasional.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek dan Unismuh Makassar, dihadiri 40 peserta utama serta puluhan dosen dan sivitas akademika. Turut mendampingi Prof Stella Christie, hadir Direktur Bina Talenta Riset dan Pengembangan Prof Heri Kuswanto dan tenaga ahli Karlisa Priandana. Ketiganya disambut hangat oleh Rektor Unismuh Abd Rakhim Nanda, yang mengalungkan sarung sutera khas Bugis sebagai tanda penghormatan.

Dalam pemaparannya, Prof Stella menekankan pentingnya publikasi ilmiah sebagai inti dari karier akademik seorang dosen dan ilmuwan. “Menulis itu bukan hanya keterampilan, tapi juga misi intelektual. Karena ilmu yang baik harus diketahui banyak orang, dan publikasi adalah jalannya,” tegasnya.

Baca Juga : Lepas Mahasiswa Ikuti KKN-MAS 2025, Rektor Unismuh Ingatkan Misi Dakwah, Jaga Nilai di Tanah Melayu

Selama 90 menit, akademisi kelahiran Medan ini menyampaikan strategi menembus publikasi internasional. Menurutnya, ada tiga prinsip kunci:

Tulisan harus mampu berkomunikasi secara efektif. Peneliti perlu meyakinkan pembaca bahwa penelitiannya relevan dan penting.

Struktur berpikir yang jernih. Artikel ilmiah harus ditulis secara sistematis agar mudah dipahami.

Baca Juga : Unismuh: Kalla Campus Talks Ulas Peluang Karier dan Program Beasiswa

Konsistensi dalam menulis. Kemampuan menulis akan terasah dengan latihan dan keberanian untuk terus mencoba.

“Akademik publikasi itu menceritakan ilmu secara menarik, mudah dimengerti, dan disukai oleh ilmuwan lain,” tambahnya.

Prof Stella juga mengumumkan adanya skema bantuan dana riset melalui program BIMA yang telah dinikmati banyak dosen. Bahkan, pada 8 atau 9 Agustus mendatang, Kemendiktisaintek akan mengucurkan dana riset senilai Rp1,8 triliun bagi perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Yang menarik, perubahan paradigma kini memungkinkan siapa pun dosen dari mana pun untuk mengajukan proposal riset.

Baca Juga : Unismuh Makassar Jalin Kerjasama dengan Asia e-Unibersity

“Penelitian ini bukan hanya untuk memenuhi syarat akademik, tapi harus menjawab kebutuhan bangsa. Misalnya soal ketahanan pangan, energi, dan hilirisasi riset,” ujarnya.

Rektor Unismuh, Abd Rakhim Nanda, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya karena Unismuh Makassar dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan nasional ini. “Ini kepercayaan besar yang akan kami jawab dengan semangat kolaborasi dan kualitas karya ilmiah yang lebih baik dari sivitas Unismuh,” ucapnya.

Kegiatan ini juga dihadiri Kepala LLDikti IX Andi Lukman, Ketua BPH Unismuh Prof Gagaring Pagalung, serta para Wakil Rektor dan dekan dari seluruh fakultas di lingkungan Unismuh Makassar.

Baca Juga : Kemendiktisaintek Luncurkan Program Pengabdian di Unismuh Makassar

Workshop ini bukan sekadar pelatihan teknis, tapi menjadi forum inspiratif yang menyemangati para dosen dan peneliti Indonesia untuk menjadikan karya ilmiah sebagai kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.

#Prof Stella Christie #Wamen Diktisaintek #Workshop Kamp Inklusif #Unismuh Makassar #jurnal internasional #publikasi ilmiah #dana hibah riset #dosen Indonesia #Kemendiktisaintek #riset dan pengembangan #artikel ilmiah #akademisi Makassar #BIMA Kemendiktisaintek