Kamis, 27 Juni 2019 09:44

Dibully Gara-Gara Pisahkan Tangga Laki-Laki dan Perempuan, Kepala SMPN 44: Orang Tua Mendukung Kok

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tangga SMPN 44 Jakarta yang dipisah.
Tangga SMPN 44 Jakarta yang dipisah.

Namanya netizen atau warganet, bisa bicara apa saja. Hal-hal yang kelihatannya baik pun tak luput dari cacian. Seperti yang dialami kepala SMP Negeri 44 Jakarta.

RAKYATKU.COM - Namanya netizen atau warganet, bisa bicara apa saja. Hal-hal yang kelihatannya baik pun tak luput dari cacian. Seperti yang dialami kepala SMP Negeri 44 Jakarta.

Pihak sekolah mengambil kebijakan memisahkan tangga siswa laki-laki dan perempuan. Gedung sekolah itu kebetulan berlantai empat.

Terdapat spanduk kecil sebagai penanda tangga untuk siswa laki-laki dan tangga untuk siswa perempuan.

"Kasian anak2 SMPN 44 Jakarta...," cuit pemilik akun Twitter, @sheque sebagai pengantar dua foto yang menunjukkan petunjuk tangga untuk laki-laki dan perempuan.

Postingan itu langsung ramai komentar. "Hidup di jaman ini kian rumit, mas," komentar akun @herlandprimasto.

Namun, beberapa lainnya menanggapinya dengan bercanda. "Terus apakah tangga laki-laki dan tangga perempuan kemudian menikah?" tulis akun @sirarjuna.

"Beberapa tahun kemudian lahirlah anak tangga," sahut akun @ronnababan.

Kepala SMPN 44 Jakarta, Tati Purwanti membenarkan bahwa tangga di sekolahnya dipisah untuk laki-laki dan perempuan. Itu terjadi sejak 2017. 

"Iya memang dipisah. Itu sejak kita menempati gedung baru, sejak 2017," kata Tati seperti dikutip dari Detikcom, Rabu (26/6/2019). 

Kebijakan pemisahan tangga ini lalu diambil setelah Tati dan para guru melihat perilaku siswa SMPN 44 Jakarta yang saling dorong di tangga. 

"Laki-laki dan perempuan kalau dibarengin suka ada dorong-dorongan, belum lagi yang coel-coelan. Jadi sebenarnya untuk mencegah itu," ucapnya. 

Selain dipisahkan di tangga, siswa laki-laki dan perempuan tetap berbaur di kelas maupun lokasi lain. Selama ini, para siswa tertib mengikuti aturan tersebut. 

Tati mengatakan keputusan memisahkan tangga laki-laki dan perempuan didukung oleh wali murid. Meski demikian, Tati menyebut wali murid mengapresiasi pemisahan itu setelah dijalankan. 

"Orang tua nggak ada keluhan, mereka malah mendukung kok," ujar Tati.