Rabu, 27 Februari 2019 13:17

Diprotes, Penjualan Jilbab Olahraga di Prancis Dibatalkan

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: Decathlon
Foto: Decathlon

Pengecer pakaian olahraga Prancis, Decathlon, telah membatalkan rencana untuk menjual jilbab untuk olahraga karena menghadapi protes.

RAKYATKU.COM - Pengecer pakaian olahraga Prancis, Decathlon, telah membatalkan rencana untuk menjual jilbab untuk olahraga karena menghadapi protes.

Politisi Prancis mengatakan bahwa "jilbab berlari" bertentangan dengan nilai-nilai sekuler negara itu. Beberapa anggota parlemen juga menyarankan untuk memboikot produk tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Decathlon mengatakan  memutuskan untuk menangguhkan penjualan produk menyusul "gelombang penghinaan" dan "ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya".

"Kami membuat keputusan ... untuk tidak memasarkan produk ini di Prancis saat ini," kata juru bicara Decathlon Xavier Rivoire kepada radio RTL, Selasa (26/02/2019).

Padahal sebelumnya Xavier mengatakan kepada AFP bahwa keputusan awalnya adalah "membuat olahraga dapat diakses oleh semua wanita di dunia".

Namun, perusahaan telah menerima 500 panggilan dan email keluhan tentang "jilbab," dan beberapa staf di toko-toko dihina, dan bahkan secara fisik diancam.

Masalah-masalah bagaimana wanita Muslim berpakaian di depan umum memang sering memicu kontroversi di Perancis.

Prancis berpendapat bahwa simbol keagamaan lahiriah, seperti jilbab, tidak mempertahankan penampilan netral untuk sekularisme.

Jilbab biasa diperbolehkan di ruang publik di Perancis, tapi telah dilarang di sekolah-sekolah negeri dan beberapa bangunan umum sejak 2004.