RAKYATKU.COM - Ibu Shamima Begum khawatir jika putrinya akan mencuci otak (meradikalisasi) bayinya, dan ingin membesarkan cucunya di Inggris, di lingkungan yang aman.
Kehkawatirannya diungkap oleh pengacara keluarganya, Tasnime Akunjee, pada Sunday People.
“Ibunya bahkan tidak mengenalinya. Dia tidak ingin anak itu diindoktrinasi," kaya Akunjee.
“Shamima sangat rusak dan keluarga tidak ingin bayi yang baru lahir itu dibesarkan olehnya dalam kondisi pikiran seperti itu."
“Mereka ingin sekali mengambil bayi itu dan membesarkannya ketika situasinya sudah beres."
Akunjee juga menyampaikan harapan keluarga itu, agar pemerintah menilai tingkan ancaman bayi yang belum cukup berusia 10 hari itu.
Dia menuduh Sekretaris Home Affair, Sajid Javid menempatkan anak tak bersalah itu, dalam bahaya dengan "bermain game".
“Dia menerima bahwa bayi itu adalah warga negara Inggris sehingga kami ingin tahu langkah apa yang akan diambil untuk mengamankan kesehatan dan keselamatan bayi itu mengingat bahwa kamp adalah tempat yang sangat berbahaya," katanya/
"Dia bersedia memainkan game ini untuk alasan apa pun."
Akunjee mengatakan bahwa ia khawatir Shamima bisa tinggal selama lebih di kamp, sambil menunggu proses persidangannya, untuk diizinkan pulang.
Oleh karena itu, dia menyarankan bahwa akan lebih baik jika putra Shamima, yang diberi nama Jarrah, tinggal Inggris sambil menunggu penyelesaian kasus hukumnya.
Ditanya bagaimana keluarga Shamima akan membawa bayi itu kembali ke Inggris, ia berkata: "Langkah pertama adalah dokumen perjalanan, tapi bayi itu tidak memiliki dokumen perjalanan sehingga Home Office-lah yang dapat membantu kami dengan itu."
"Kedutaan Besar Inggris terdekat adalah di Irak karena pemerintah Inggris tidak memiliki kehadiran di Suriah dan Anda tidak dapat melintasi perbatasan tanpa dokumen perjalanan."
Home Affair sendiri belum memberikan komentar mengenai hal itu.