Rabu, 09 Januari 2019 19:21

Cerita Pilu Korban Banjir Barru yang Kehilangan Tempat Tinggal

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Barlian (57).
Barlian (57).

Sejumlah rumah warga rusak pasca banjir bandang di Lingkungan Pude'e, Kelurahan Takkalasi, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, pada Jumat 28 Desember 2018 lalu.

RAKYATKU.COM, BARRU - Sejumlah rumah warga rusak pasca banjir bandang di Lingkungan Pude'e, Kelurahan Takkalasi, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, pada Jumat 28 Desember 2018 lalu.

Menurut warga, total rumah warga yang rusak di penyeberangan Sungai Pude'e (bagian sebelah utara) sebanyak sembilan rumah.

"Ada sembilan rusak parah rumah di daerah sini karena banjir, empat diantaranya hanyut ke laut," kata salah seorang warga, Barlian (57) saat ditemui di Kampung Pude'e.

Dia mengaku, saat terjadi banjir bandang, dirinya bersama keluarga yang lain memilih meninggalkan rumah dan menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.

"Saya cuma lari dulu waktu kejadian banjir. Setelahnya saya pulang lihat kondisi rumah sudah rusak berat. Barang-barang saya hanyut, termasuk jualanku," ungkap ibu enam anak itu.

Pasca bencana banjir, Barlian mengaku sudah mendapat bantuan dari pemerintah Kabupaten Barru. "Alhamdulillah adaji bantuan makanan sama minuman dari pemerintah kemarin. Uang juga saya dikasi Rp 300 ribu," tuturnya.

Dia menambahkan, akibat rumahnya sudah rusak, dirinya kini mengungsi ke rumah keluarga. "Sekarang saya tinggal sementara dulu di rumah keluarga di Temmireng, karena rumah sudah rusak," tandasnya.

Hal serupa dialami oleh warga lain, Ambo Kadi. Ia mengaku rumah tinggalnya juga kini sudah tidak ada, lantaran rusak. "Saya sama beberapa warga lain sudah bongkar kami punya rumah, karena kondisinya sudah rusak sekalimi," ujarnya. 

Ambo Kadi maupun Barlian berharap pemerintah dapat memberikan bantuan tempat tinggal yang baru.

Pantauan Rakyatku.com, Rabu (9/1/2019) di Kampung Pude'e, sejumlah rumah warga tampak sudah di bongkar. Warga membongkar rumah tinggalnya lantaran kondisinya sudah tak memungkinkan untuk ditinggali.