Selasa, 01 Januari 2019 15:21

Kurang Tidur Bisa Bikin Gemuk, Benarkah?

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kurang Tidur Bisa Bikin Gemuk, Benarkah?

Sedang mencoba melakukan diet tapi berat badan tak kunjung turun? Atau porsi makan rasanya biasa-biasa saja, tapi, kok, berat badan terus melambung? Coba, deh, evaluasi kualitas tidur Anda. 

RAKYATKU.COM - Sedang mencoba melakukan diet tapi berat badan tak kunjung turun? Atau porsi makan rasanya biasa-biasa saja, tapi, kok, berat badan terus melambung? Coba, deh, evaluasi kualitas tidur Anda. 

Pasalnya, kurang tidur diam-diam bisa bikin Anda gemuk. Ya, kebanyakan orang tahu bahwa kegemukan berhubungan dengan asupan kalori yang berlebihan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa ada komponen penting lain yang juga memengaruhi berat badan, yakni kecukupan dan kualitas tidur.

Kaitan antara kurang tidur dan kegemukan

Banyak studi menunjukkan bahwa kurang tidur akan memengaruhi nafsu makan seseorang. Ini adalah salah satu hal yang mampu menjelaskan mengapa banyak orang yang kurang tidur kronis cenderung memiliki berat badan berlebih, bahkan obesitas. Sebut saja mahasiswa yang kerap begadang, orang tua baru, dan para pekerja shift.

Di dalam tubuh, nafsu makan dipengaruhi oleh dua hormon, ghrelin dan leptin. Seseorang yang kurang tidur akan mengalami peningkatan kadar hormon lapar, yakni ghrelin, dan penurunan kadar hormon kenyang, yakni leptin. Bila ini terjadi, maka seseorang akan cenderung makan berlebihan dan mengalami peningkatan berat badan.

Ada pula hormon lain, yaitu endocannabinoids, yang kadarnya juga dipengaruhi oleh kecukupan waktu tidur. Kadar hormon ini cenderung meningkat pada siang ke sore hari pada individu yang kurang tidur, dan mendorong seseorang untuk terus makan agar merasa nyaman. Dilansir Doktersehat, kondisi ini juga dikenal sebagai comfort atau hedonic eating.

Wujud dari terganggunya hormon-hormon ini tampak pada studi-studi yang menyebutkan bahwa saat kurang tidur, seseorang cenderung mengonsumsi 300 kalori lebih banyak per hari ketimbang saat waktu tidurnya cukup. Sebagian besar kalori ekstra ini berasal dari konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak.

Selain nafsu makan, kurang tidur juga memengaruhi laju metabolisme dan pembakaran kalori. Ada studi yang menemukan bahwa pada pagi setelah sebelumnya kurang tidur, pembakaran kalori akan berkurang hingga 5-20 persen untuk proses-proses seperti bernapas dan mencerna, ketimbang saat cukup tidur. Ini menunjukkan bahwa kurang tidur membuat metabolisme tubuh melambat, yang membuat tubuh cenderung menyimpan lebih banyak lemak.

Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Annals of Internal Medicine, kurang tidur selama empat hari saja sudah bisa meningkatkan berat badan. Apabila kondisi ini berlangsung terus-menerus, efeknya tidak hanya membuat seseorang menjadi gemuk, tetapi juga berisiko mengalami diabetes tipe 2.