Politic Education Musda Partai Demokrat Sulsel
GENDERANG perhelatan Musyawarah Daerah Partai Demokrat Sulawesi Selatan ke-4 mulai ditabuh. Tentu ini akan menarik banyak perhatian pihak, mulai dari politisi, bahkan hingga ke kalangan milenial (pemuda).
Olehnya itu, kita sebagai kader Partai Demokrat memiliki tanggung jawab untuk mengedepankan budaya politik yang sekiranya dapat menjadi contoh bagi masyarakat dan pemuda sebagai generasi pelanjut.
Pada gilirannya, saya menyimpulkan bahwa peran budaya politik santun, bersih dan beretika adalah jalan memperkokoh sebuah organisasi, baik organisasi kemasyarakatan maupun organisasi politik.
Untuk menuju ke situ kita butuh tiga hal:
Pertama, etika politik. Etika politik mengandung misi kepada setiap politisi untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati dan siap mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijakannya bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Kedua, kesadaran. Politik yang kita perjuangkan bukan hanya semata politik kekuasaan, yang sama sekali tidak mempertimbangkan banyak hal termasuk perpecahan di tubuh organisasi demi sebuah posisi, tapi lebih kepada pengabdian ke organisasi yang berdampak kesejahteraan masyarakat luas.
Ketiga, budaya politik santun, bersih, dan beretika. Ini sangat dibutuhkan bagi para calon pemimpin organisasi kepemudaan, pemerintahan dan termasuk juga calon pemimpin Partai Demokrat Sulsel ke depan agar menjauhi sikap dan perbuatan yang dapat merugikan bangsa dan organisasi seperti misalkan mengkhianati rakyat dengan tidak amanah pada jabatannya (korupsi).
Kita harus terus menggali budaya kita yang mengajarkan kita tentang budi pekerti dan menjadikannya sebagai pondasi 'civil education' agar tercipta generasi yang paham budaya dan etika politik.
Partai Demokrat harus meninggalkan legacy yang baik kepada generasi pelanjut di setiap momentum yang ia lalui.
*Imran Asgar SIP adalah kader muda Demokrat