Jumat, 21 November 2025 15:56

Kanwil HAM Sulsel Pantau Program MBG di SMPN 33 Makassar

Syukur Nutu
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kanwil HAM Sulsel Pantau Program MBG di SMPN 33 Makassar

“Upaya perlindungan anak tidak bisa dilakukan satu pihak. Kami dorong semua pihak di sekolah, guru, orang tua, dan pemerintah daerah untuk bersama-sama memperkuat budaya aman bagi anak,”

RAKYATKU.COM, MAKASSAR – Kepala Bidang Instrumen dan Penguatan HAM Kantor Wilayah Kementerian HAM Sulawesi Selatan, Idawati Parapak, meninjau langsung pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 33 Makassar. Jumat, (21/11).

Pemantauan dilakukan untuk memastikan program nasional ini berjalan optimal dan memberi manfaat nyata bagi para siswa.

Idawati menghadiri Kelas belajar di mana para siswa menyantap MBG di jam istirahat sambil berdialog dengan siswa untuk mengetahui kualitas makanan serta kesiapan penyedia layanan.

Baca Juga : Menteri HAM: Penguatan Tata Kelola Data HAM Fondasi Penting Membangun Peradaban HAM

“Kami ke sini karena menjalankan tugas dan fungsi kami, yaitu melakukan pengawasan terhadap proyek nasional. Ini juga bagian dari upaya memberikan hak asasi manusia,” ujarnya.

Wakil Kepala SMPN 33 Makassar, Kusnadi, S.Pd., menyatakan bahwa pelaksanaan MBG di sekolahnya sejauh ini berjalan dengan baik. Antusiasme siswa menjadi indikator bahwa makanan yang disajikan memenuhi standar.

“Saya perhatikan makanannya selalu habis, jarang ada yang tersisa, itu artinya enak. Layanannya juga cepat, jam 9 sudah datang karena SMP 33 masuk rute pertama sebelum empat sekolah lainnya,” ungkapnya.

Baca Juga : Kakanwil HAM Sulsel Optimistis Cegah Penipuan Online dan Perdagangan Manusia Diperkuat di Indonesia

Selain menyatukan program MBG, Kanwil HAM Sulsel juga menggelar Penguatan Kapasitas HAM bagi Masyarakat, yang melibatkan ratusan pelajar dengan menghadirkan psikolog Inggrid Beatrix Huwae, M.Psi., dari Humind Wellbeing Center.

Inggrid menegaskan bahwa bullying bukan sekedar candaan, melainkan ancaman serius bagi kesehatan mental siswa. Ia mengungkap data yakni sebanyak 25 kasus bunuh diri anak sepanjang tahun 2025 dikaitkan dengan bullying.

"Bullying tidak boleh dianggap remeh. Dampaknya sangat serius, bahkan menyentuh nyawa. Semua perilaku yang menyakiti perasaan dapat dikategorikan sebagai bullying, baik verbal, fisik, sosial, maupun digital," tegasnya.

Baca Juga : Kakanwil HAM Sulsel Optimistis Cegah Penipuan Online dan Perdagangan Manusia Diperkuat di Indonesia

Kepala Kantor Wilayah Kementerian HAM Sulawesi Selatan, Daniel Rumsowek, menegaskan bahwa langkah turun langsung ke sekolah merupakan bagian penting dari upaya negara memenuhi hak dasar anak, baik melalui penyediaan gizi maupun perlindungan dari kekerasan psikologis.

“Pemantauan MBG dan edukasi anti-bullying ini adalah dua agenda strategi kami. Fokusnya jelas, yaknimemastikan mengajarkan hak dasar dan perlindungan anak terus diperkuat di lingkungan pendidikan. Kami ingin anak-anak tumbuh sehat, aman, dan terlindungi,” ujar Daniel.

Ia juga mengajak seluruh unit eksekutif teknis dan pemangku kepentingan pendidikan untuk melanjutkan kolaborasi dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan siswa.

Baca Juga : Kakanwil HAM Sulsel Optimistis Cegah Penipuan Online dan Perdagangan Manusia Diperkuat di Indonesia

“Upaya perlindungan anak tidak bisa dilakukan satu pihak. Kami mendorong semua pihak di sekolah, guru, orang tua, dan pemerintah daerah untuk bersama-sama memperkuat budaya aman bagi anak,” tambahnya.

Daniel juga mengatakan bahwa pemantauan terhadap program nasional dan penguatan HAM di sekolah ini menjadi bagian dari strategi Kanwil HAM Sulsel untuk menegaskan kehadiran negara dalam melindungi kelompok rentan, khususnya anak didik.

#Natalius Pigai