RAKYATKU.COM, MAKASSAR — Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, mengungkap temuan serius yang mengguncang dunia tata niaga beras nasional. Sebanyak 212 merek beras ditemukan tidak memenuhi standar mutu dan volume kemasan, menimbulkan potensi kerugian negara hingga hampir Rp100 triliun per tahun.
Temuan ini merupakan hasil kerja investigatif Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Satgas Pangan, dan kini telah dilimpahkan ke Polri serta Kejaksaan Agung untuk proses hukum lebih lanjut.
“Ada kemasan yang ditulis 5 kilogram, setelah ditimbang hanya 4,5 bahkan 4 kilogram. Banyak juga beras kualitas medium diklaim sebagai beras premium dan dijual mahal,” ujar Menteri Amran saat memberikan sambutan dalam acara wisuda Universitas Hasanuddin, Senin (14/7/2025).
Baca Juga : Sinergi Kementan dan BPOM Kembangkan Obat Herbal, Dorong Potensi Ekonomi Rp300 Triliun
Manipulasi Standar, Modus Lama, Skala Baru
Menurut Amran, praktik manipulasi ini bukanlah hal baru, namun yang mengkhawatirkan adalah skalanya yang sangat masif dan melibatkan ratusan merek yang beredar luas di pasar. Data yang diterima Kementan sejak 10 Juli 2025 menunjukkan bahwa praktik curang ini terjadi secara sistematis, mulai dari pengemasan, pelabelan, hingga pemasaran produk.
Amran menyebut praktik ini bukan hanya pelanggaran terhadap hukum dagang dan perlindungan konsumen, tetapi juga pengkhianatan terhadap hak rakyat, terutama masyarakat kecil yang sangat bergantung pada kestabilan harga dan ketersediaan beras yang terjangkau.
Baca Juga : Polres Wajo Bersama Dinas Pertanian Panen Raya Jagung Serentak Tahap Pertama
“Ini bukan semata-mata soal bisnis. Ini menyangkut pangan rakyat, menyangkut keadilan. Kalau dibiarkan, yang dirugikan adalah petani, konsumen, dan negara,” tegasnya.
Langkah Tegas: Serahkan ke Aparat Hukum
Mentan telah menginstruksikan agar seluruh data temuan diserahkan ke Kapolri, Jaksa Agung, dan Satgas Pangan untuk proses penindakan. Menurutnya, hanya dengan tindakan hukum tegas, praktik manipulasi ini bisa dihentikan.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
Ia juga mengimbau para pelaku usaha beras di seluruh Indonesia untuk segera menghentikan manipulasi isi kemasan dan mutu produk. Pemerintah, kata dia, tidak akan segan mengambil tindakan hukum kepada siapa pun yang bermain curang di sektor strategis ini.
Integritas Tata Niaga Pangan Jadi Taruhan
Amran mengingatkan bahwa di tengah upaya negara menjaga ketahanan pangan nasional, praktik semacam ini justru melemahkan fondasi distribusi dan niaga pangan.
Baca Juga : Dukungan Kementan Sejalan dengan Upaya Pemprov Sulsel Penuhi Kebutuhan Pangan IKN
“Kami sedang berjuang menjaga stok dan harga beras di tengah tantangan global. Jangan justru ada pihak-pihak yang mempermainkan kualitas dan kuantitas demi keuntungan pribadi,” ucapnya.
Kementan memastikan akan terus menggandeng lembaga pengawas dan aparat hukum untuk melakukan pengawasan ketat dan berkala terhadap distribusi beras di pasar.
Dampak Langsung ke Rakyat Kecil
Baca Juga : Presiden dan Mentan Amran di Lampung Barat, Pacu Produksi Kopi dan Peningkatan Kesejahteraan Petani
Manipulasi volume dan mutu tidak hanya merugikan negara secara ekonomi, namun juga menciptakan ketimpangan akses pangan. Masyarakat kelas bawah menjadi pihak paling terdampak karena mereka kerap membeli beras dalam kemasan kecil dan berharap kualitas terbaik sesuai harga.
“Jangan sampai masyarakat kecil jadi korban. Kita harus pastikan, beras yang sampai ke tangan rakyat adalah beras yang layak, jujur, dan sesuai takaran,” tutup Mentan Amran.