Rabu, 16 April 2025 10:26

PT Vale Kembangkan Proyek Sorlim, Inovasi Nikel dari Bijih yang Dulu Dianggap Sampah

Rakyatku.com
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Halalbihalal PT Vale Indonesia bersama media Luwu Raya, Selasa (15/4/2025). (Foto: PT Vale Indonesia)
Halalbihalal PT Vale Indonesia bersama media Luwu Raya, Selasa (15/4/2025). (Foto: PT Vale Indonesia)

PT Vale Indonesia mengembangkan proyek Sorowako Limonite Ore (Sorlim) untuk mengolah bijih nikel limonit berkadar rendah yang sebelumnya dianggap limbah menjadi produk bernilai tinggi dengan teknologi HPAL. Proyek ini mencerminkan komitmen keberlanjutan perusahaan melalui pelibatan tenaga kerja lokal, pengelolaan lingkungan, serta perluasan eksplorasi ke wilayah Tanamalia.

RAKYATKU.COM, SOROWAKOPT Vale Indonesia menghadirkan terobosan dalam industri pertambangan nikel dengan mengembangkan proyek Sorowako Limonite Ore (Sorlim), sebuah inovasi yang mengubah bijih nikel berkadar rendah yang dulu dianggap sebagai limbah tak bernilai, menjadi produk bernilai tinggi.

Melalui teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), bijih limonite kini diolah menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), membuka era baru pengolahan nikel berkelanjutan.

Inovasi ini merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan PT Vale yang telah berkarya selama 56 tahun di Luwu Timur. Proyek Sorlim dipaparkan lebih mendalam pada kegiatan halalbihalal bersama media Luwu Raya, Selasa (15/4/2025). Di hadapan awak media, Manager of Construction Sorowako Limonite Ore Project, Ridwan Banda, menyatakan bahwa proyek ini menjadi bagian dari visi keberlanjutan PT Vale di Blok Sorowako.

Baca Juga : PT Vale dan Pemprov Sultra Tanam Pohon Serentak, Dukung Rehabilitasi DAS-Ketahanan Pangan

"Proyek Sorlim mendukung rencana pencapaian netralitas karbon di tahun 2050. Harapannya, dengan pengembangan teknologi pengolahan bijih nikel limonit, kontribusi terhadap lingkungan, pemberdayaan ekonomi lokal, dan konservasi mineral berkelanjutan terus diupayakan oleh perusahaan," ujarnya.

Saat ini, Sorlim sedang berada di tahap akhir konstruksi. Proyek ini memberdayakan lima kontraktor lokal dengan 90 persen tenaga kerja berasal dari Luwu Timur. Selain itu, fasilitas waste segregation juga tengah dibangun guna memastikan operasi tambang tetap ramah lingkungan.

Tak hanya di Sorowako, PT Vale juga memperluas pengembangan tambangnya ke wilayah Tanamalia yang saat ini masih dalam tahap studi eksplorasi. Menurut Frans Attong, Operational Readiness Tanamalia, proyek ini mengedepankan prinsip keberlanjutan serta keterbukaan informasi dengan pemangku kepentingan lokal, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat.

Baca Juga : PT Vale Pacu Hilirisasi Nikel, Dukung Target Transisi Energi Nasional

Sebagai bagian dari pemberdayaan, sebanyak 250 tenaga kerja lokal Loeha Raya telah dilibatkan dalam tahap persiapan eksplorasi. PT Vale juga menerapkan grievance mechanism atau mekanisme saran dan keluhan, untuk memastikan suara masyarakat Loeha Raya didengar dan ditindaklanjuti secara terbuka. Kotak saran telah disediakan di titik-titik strategis seperti Puskesmas Bantilang, Kantor Desa Loeha dan Rante Angin, serta dilengkapi kanal digital seperti WhatsApp dan email khusus.

"Kami berkomitmen untuk melibatkan masyarakat. Proyek PT Vale tidak hanya mencari keuntungan bisnis semata, tetapi berkomitmen pada kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan," kata Frans.

Komitmen keberlanjutan PT Vale kembali ditegaskan dengan diraihnya PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2024, penghargaan tertinggi bagi perusahaan yang unggul dalam pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

#PT Vale Indonesia