RAKYATKU. COM -- Makassar, kota dengan beragam kekayaan budaya, kini berada di jalur menuju pengakuan internasional melalui upayanya bergabung dalam Jejaring Kota Kreatif UNESCO (UNESCO Creative Cities Network/UCCN).
Dengan potensi gastronomi yang kaya, seperti kuliner khas coto Makassar yang telah diakui sebagai warisan budaya takbenda Indonesia, kota ini optimis dapat menarik perhatian global.
Baru-baru ini, Tim Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) untuk Pengusulan Nominasi Anggota UCCN mengunjungi Makassar untuk mengevaluasi kelayakan kota tersebut dalam nominasi UCCN.
Baca Juga : Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Raih 7 Penghargaan dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II
Tim yang dipimpin oleh Ronny Loppies, Koordinator Regional Kota-kota Musik UNESCO di wilayah Asia Pasifik, didampingi oleh Ananto Kusuma Seta, Koordinator Nasional Education for Sustainable Development (ESD) Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), melakukan penilaian menyeluruh bersama perwakilan dari Kemenparekraf, Diah Nurlianingsih dan Adityo Susetyo.
Selama kunjungan tersebut, tim melakukan penilaian mendalam terhadap dokumen nominasi Makassar. Proses penilaian menggabungkan kajian teoritis dan fakta di lapangan, bertujuan untuk menentukan kota mana yang memenuhi kriteria UCCN.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Muhammad Roem, optimis bahwa Makassar memiliki peluang besar dalam proses seleksi ini.
Baca Juga : Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Terima Kunjungan Tim Morula IVF
“Setelah visitasi ini, Panselnas akan memverifikasi dokumen dengan fakta lapangan. Kemudian Kemenparekraf akan menentukan dua kabupaten atau kota yang akan diusulkan ke UNESCO. Saya yakin dengan kekuatan gastronominya, Makassar akan masuk ke jejaring Kota Kreatif UNESCO,” ujarnya.
Makassar telah berhasil menembus empat besar seleksi nasional UCCN 2025, bersaing dengan Kabupaten Bantul, Ponorogo, Malang, dan Kota Tangerang. Jika berhasil mendapatkan pengakuan sebagai kota kreatif UNESCO, Makassar diharapkan dapat meningkatkan posisinya di tingkat internasional, dengan memanfaatkan kekayaan gastronomi dan budaya lokal yang dimiliki untuk menarik perhatian dunia.