Kamis, 01 Agustus 2024 08:00

BI Sulsel Gelar Seminar Nasional Call for Paper: Aksinomi Sulampua 2024

Usman Pala
Konten Redaksi Rakyatku.Com
BI Sulsel Gelar Seminar Nasional Call for Paper: Aksinomi Sulampua 2024

Pada tahun 2024, Aksinomi Sulampua mengangkat tema: “Optimalisasi dan Transformasi Ekonomi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”, dengan fokus pada tiga sub tema, antara lain blue economy, transformasi digital, serta hilirisasi SDA dan pangan inklusif.

RAKYATKU.COM -- Dalam rangka melaksanakan peran dan tugasnya sebagai advisor Pemerintah di daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) bersama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Makassar, kembali melaksanakan Seminar Nasional Call for Paper: Aksinomi Sulampua.

Seminar Nasional Call for Paper: Aksinomi Sulampua 2024 diselenggarakan Rabu, 31 Juli 2024 bertempat di Nusantara Ballrom, The Rinra Makassar. Seminar Nasional tersebut merupakan puncak rangkaian kegiatan Aksinomi Sulampua 2024, melengkapi forum akademisi serta lomba penulisan karya ilmiah.

Pada tahun 2024, Aksinomi Sulampua mengangkat tema: “Optimalisasi dan Transformasi Ekonomi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”, dengan fokus pada tiga sub tema, antara lain blue economy, transformasi digital, serta hilirisasi SDA dan pangan inklusif.

Baca Juga : Media Gathering BI Sulsel: Pentingnya Peran Media Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda memaparkan terkait perekonomian Nasional dan Sulampua Triwulan II 2024 yang cenderung membaik ditengah tantangan geopolitik global. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih meningkat, tingkat inflasi yang mereda, serta kondisi intermediasi perbankan yang masih meningkat. 

Rizki Ernadi mengatakan bahwa salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Sulampua adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti nikel dan tembaga. Dalam jangka panjang, hal ini tentu menjadi ancaman bagi pertumbuhan ekonomi Sulampua. Di sisi lain, wilayah Sulampua memiliki keuntungan geografis berupa wilayah maritim yang dapat dimaksimalkan potensinya.

Oleh sebab itu kata Rizki Ernadi, perlu dilakukan berbagai transformasi ekonomi melalui identifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang dapat menjadi penopang perekonomian. Keuntungan kompetitif Sulampua berupa wilayah maritim perlu dioptimalkan pemanfaatannya, baik dari sisi ruang maupun sumber dayanya.

Baca Juga : Roadshow iFortepreneur 2024: Seminar Strategi Franchise untuk Ekspansi Bisnis UKM

"Harapannya, hal tersebut dapat memberikan multiplier effect yang tinggi kepada masyarakat serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sulampua yang berkelanjutan," ujar Rizki Ernadi.

Sejalan dengan hal tersebut, Asisten II Bagian Perekonomian, Muhammad Ichsan Mustari, yang mewakili Pj. Gubernur Sulawesi Selatan, juga mengonfirmasi tantangan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah Sulampua berupa ketergantungan terhadap sumber daya alam. Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dapat diwujudkan dengan tiga strategi, yakni revitalisasi sektor penyumbang pertumbuhan konvensional, identifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baru, dan memperkuat ketahanan dan pemberdayaan sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, dibutuhkan sinergi antar berbagai pemangku kepentingan. Harapannya, seluruh langkah bersama dapat mewujudkan visi Indonesia Maju 2045.

Selanjutnya, pada keynote speech, Prof. Bustanul Arifin selaku perwakilan Pengurus Pusat ISEI, mengapresiasi pemilihan tema Aksinomi Sulampua 2024 yang sangat relevan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Baca Juga : BI Sulsel Siap Dukung Pengembangan Sektor Pertanian, Perikanan, dan Peternakan lewat KUR

Beliau mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan inovasi guna meningkatkan produktivitas ekonomi. Di sisi lain, kapasitas produksi Indonesia masih perlu dioptimalkan guna meningkatkan produktivitas pertanian. Oleh sebab itu, dibutuhkan transformasi ekonomi yang didorong melalui insentif inovasi dan teknologi. Dalam jangka pendek, ekonomi Sulampua dengan competitive advantage dari sisi agromaritim memiliki potensi KAD dengan daerah lain melalui skema contract farming. Selain itu, kedepan diharapkan terdapat hilirisasi investasi unggul berupa industri pangan fungsional, terutama di bidang pertanian, perkebunan, dan kelautan.

Selain itu, untuk mendapatkan pemahaman mendalam terkait upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulampua yang berkelanjutan, Seminar Nasional terdiri dari dua sesi pemaparan materi. Sesi 1 menghadirkan empat narasumber yang menguasai bidangnya masing-masing, antara lain a) Deputi Bidang Ekonomi Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, ST, MSi, M.Eng. Ph.D secara luring, b) Vice President Public Affair e-Fishery, Muhammad Chairil, c) Ketua Komtap Perkebunan KADIN Sulsel, Drs. A. Sulaiman H. Andi Loeloe MM, dan d) Kepala Pusat Perubahan Iklim LPPM UNHAS, Dr. Rijal Idrus M.Sc.

Pada sesi ini, dipaparkan terkait urgensi hilirisasi sektor pangan dan ekonomi biru, untuk mengatasi tantangan berupa rendahnya nilai produksi pangan ditengah besarnya volume produksi pangan. Mengatasi hal tersebut, Pemerintah Indonesia secara responsif telah menginisiasi pembentukan Indonesia Blue Economy Framework, serta tergabung dalam task force percepatan pengembangan blue economy di wilayah ASEAN.

Baca Juga : Gubernur BI Apresiasi Sulsel Sukses Kendalikan Inflasi

Sementara Sesi 2 menghadirkan dua narasumber yang merupakan juara pertama pemenang lomba karya tulis ilmiah dari kategori umum dan mahasiswa. Sebagai informasi, call for paper Aksinomi Sulampua 2024 diikuti oleh 112 peserta yang berasal dari kategori mahasiswa dan umum. Jumlah peserta tahun ini meningkat 3 (tiga) lipat dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan perluasan cakupan wilayah dan tema. Adapun karya tulis terpilih sebagai pemenang antara lain:

Kategori Umum:

  • Juara 1: Strategi Optimalisasi Sektor Perikanan di Wilayah Sulampua dengan Multicriteria Decision Analysis Melalui Teknologi Remote Sensing dan Geovisualization Dashboard
  • Juara 2: Digitalisasi Akses Finansial Sebagai Katalis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan di Sulampua: Pendekatan System-Gmm
  • Juara 3: Analisis Strategi Hilirisasi Pangan di Sulampua Melalui Pendekatan Artificial Intelligence Berbasis Model Machine Learning Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan Berkelanjutan
  • Karya tulis terpilih 1: Strengthening The Downstreaming of Agricultural Commodities: The Role of Local Value Chain of Food And Beverage Industry in Sulampua Region
  • Karya tulis terpilih 2: Utilisasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring dan Early Warning Potensi Laut Di Kawasan Maluku Utara

Kategori Mahasiswa:

  • Juara 1: Spillover Effect Pertumbuhan Ekonomi dan Indikator Blue Economy: Analisis Dampak Kesejahteraan Masyarakat Wilayah Sulampua
  • Juara 2: Unlocking The Potential: The Role Of Digitalization In Boosting Sulawesi's Economy and Foreign Direct Investment
  • Juara 3: AQUAQUEST: Pemanfaatan Potensi Laut Halmahera Sebagai Sumber Energi Listrik Untuk Membawa Indonesia Menuju Kemandirian Energi 2045
  • Karya tulis terpilih 1: Strategi Mendorong Minat Dan Penggunaan QRIS di Pedesaan: Komparasi Dari Sisi Pengguna Di Pedesaan (Maros) Dan Perkotaan (Makassar)
  • Karya tulis terpilih 2: Unlocking The Potential: The Role of Digitalization in Boosting Sulawesi's Economy And Foreign Direct Investment

Baca Juga : Rizki Ernadi Wimanda Resmi Jabat Kepala Perwakilan BI Sulsel

Ke depan, BI Sulsel akan terus mendorong kualitas rekomendasi ke Pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, melalui berbagai temuan, gagasan, sumbangsih pemikiran, dan berbagai masukan atau kritik yang konstruktif melalui forum seperti Aksinomi Sulampua. Dalam pelaksanaannya, BI Sulsel juga akan terus bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dan juga akademisi. Harapannya, berbagai masukan konstruktif tersebut dapat berguna bagi pemangku kepentingan untuk merancang kebijakan yang tepat dan berbasis riset.

#BI Sulsel #Bank Indonesia (BI) #seminar #Aksinomi Sulampua