RAKYATKU.COM, LUWU UTARA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara melalui Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPUTRPKP2) kembali menerima program Hibah Air Limbah Setempat (H-ALS).
Program H-ALS selanjutnya akan diberikan ke 15 desa yang tersebar di 9 kecamatan, yaitu Desa Batualang 20 unit, Desa Tarobok 21 unit, Desa Lara 20 unit, Desa Polewali 21 unit, Desa Lembang-Lembang 21 unit, Desa Sumpira 21 unit, Desa Muktitama 20 unit, Desa Lantang Tallang 21 unit, Desa Kapidi 21 unit, Desa Sukamaju 20 unit, Desa Mulyorejo 21 unit, Desa Sukaharapan 20 unit, Desa Sukaraya 21 unit, Desa Batang Tongka 20 unit, dan Desa Bungadidi 21 unit.
"Program ini bukanlah program pertama di Luwu Utara, tahun lalu kita telah menyalurkan bantuan serupa kepada 11 desa sebanyak 229 unit," ujar Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, dalam sambutannya pada kegiatan Sosialisasi Program H-ALS di Aula La Galigo Kantor Bupati Luwu Utara, Rabu (31/1/2024).
Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera
Indah mengatakan program H-ALS termasuk dalam bagian program prioritas 5 BISA, yaitu BISA MAJU dalam pemenuhan infrastruktur secara berkelanjutan.
"Program ini sebenarnya terkait dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi komitmen pemerintah melalui program BISA MAJU, yaitu menginginkan agar sanitasi masyarakat sudah layak dan aman," jelasnya.
Dia mengungkapkan berdasarkan data kesehatan yang dikeluarkan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) pada 2023 lalu, sanitasi total berbasis masyarakat atau STBM Luwu Utara telah mencapai 100 persen.
Baca Juga : Bupati Luwu Utara Letakkan Batu Pertama Pembangunan DAK Fisik Pendidikan
"Tetapi, begitu kita lihat sanitasinya masih banyak yang standar atau belum layak dan aman, masih ada yang membuat jamban yang masih terkontaminasi dengan air bersihnya, sehingga berisiko terjangkit berbagai penyakit akibat ratusan bakteri yang berasal dari kotoran manusia," terangnya.
Meski begitu, Indah bersyukur sosialisasi program H-ALS ini dapat dilaksanakan lebih awal dari tahun sebelumnya. "Program ini ada tenggat waktunya, alhamdulillah bisa kita lakukan lebih awal sehingga supaya ketika ada perbaikan atau semacamnya kita bisa benahi lebih cepat. Paling lambat itu 31 Oktober, kita berharap jangan menunggu sampai Oktober, kalau bisa lebih cepat karena lebih cepat lebih baik," tuturnya.
Dia berpesan kepada seluruh kepala desa, unsur Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan camat yang hadir untuk memperhatikan seluruh materi dalam sosialisasi ini serta mengawasi dengan baik program H-ALS nanti.