RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, mengharapkan PLN harus memiliki tanggung jawab sosial di tengah pemadaman bergilir dan bahaya kebakaran.
Pasalnya, insiden kebakaran yang terjadi di SMP Negeri 8 Makassar, Senin (30/10/2023), diakibatkan korsleting kipas angin yang tak dimatikan saat terjadi pemadaman bergilir.
Ia menceritakan, pada saat aktivitas sekolah semua perangkat termasuk kipas angin dan lainnya dalam keadaan hidup. Lalu terjadi mati lampu selama empat jam dan semua pulang. Setelah itu, listrik nyala maka perangkat yang tak dimatikan aktif kembali. Hal itulah yang menjadi penyebab muncul percikan api dan terjadilah kebakaran.
Baca Juga : Optimisme Makassar Menjadi Kota Kreatif UNESCO Berkat Keunikan Coto Makassar
"Saya kira jalan keluarnya adalah PLN harus punya tanggung jawab sosial. Kita, kan, tidak mengerti soal naik tegangan atau turun, siapa yang tahu. Kadang-kadang tegangan turun, rusak," ujar Danny Pomanto, sapaan akrab Wali Kota Makassar, Selasa, (31/10/2023).
"PLN bisa memberi pencerdasan kepada seluruh masyarakat kalau perlu bantu untuk mendiagnosis kabel yang sudah rawan. Masyarakat ini, kan, tidak tahu kasihan. Jangankan masyarakat saya saja tidak tahu mana kabelku yang bagus atau tidak," harap dia.
Awal kebakaran di SMP Negeri 8 Makassar terekam di CCTV bahwa kipas angin korsleting sampai muncul percikan api.
Baca Juga : Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Terima Kunjungan Tim Morula IVF
Danny Pomanto tak ingin kejadian ini terulang kembali. Apalagi sehari sebelumnya, kebakaran juga menelan dua korban; ibu dan anak. "Saya rasa ini cukup dua korban. Saya miris sekali, padahal ini orang dititipkan ke mertuanya. Jadi, saya sangat sedih sekali dengar. Apalagi cerita-cerita penyelamatan anak itu," ungkapnya.
Ia menginginkan agar sikap PLN juga berimbang. Di antara adanya pemadaman harus pula ada edukasi. Sebaliknya, jika masyarakat lambat bayar, maka masyarakat juga diberi sanksi.