Senin, 10 Juli 2023 09:50

Jemaah Haji Indonesia Gelombang II Mulai Bergerak ke Madinah di Tengah Suhu Panas Ekstrem

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah, Zaenal Muttaqin. (Foto: Kementerian Agama)
Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah, Zaenal Muttaqin. (Foto: Kementerian Agama)

Jemaah Haji Indonesia gelombang II telah memulai perjalanan dari Makkah menuju Madinah di tengah suhu panas ekstrem. PPIH Arab Saudi mengimbau jemaah untuk tidak memaksakan salat Arbain dan beraktivitas sesuai kemampuan fisik mereka. Puncak panas di Madinah diperkirakan akan terjadi dalam delapan hari ke depan, dengan suhu mencapai 45 hingga 47 derajat Celsius pada siang hari dan 31 hingga 33 derajat Celsius pada malam hari.

RAKYATKU.COM, MADINAH - Jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam gelombang II telah memulai perjalanan dari Makkah menuju Madinah, Senin (10/7/2023). Dalam kondisi cuaca yang sangat panas di Madinah, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah menghimbau jemaah untuk tidak memaksakan salat Arbain.

Menurut Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Kerajaan Arab Saudi, Madinah diperkirakan akan mengalami puncak panas dalam delapan hari ke depan, mulai dari 12 hingga 19 Juli 2023. Suhu udara di Madinah diperkirakan akan mencapai 45 hingga 47 derajat Celsius pada siang hari.

Pada malam hari, suhu udara diperkirakan berkisar antara 31 hingga 33 derajat Celsius. Kelembapan udara rata-rata hanya sekitar 6 hingga 12 persen, dengan kecepatan angin mencapai 19 hingga 25 km/jam. Periode ini diprediksi sebagai musim panas paling panas di Madinah.

Baca Juga : Menteri Agama RI, Resmikan Wajo Sebagai Kota Wakaf di Indonesia

"Jangan paksakan ibadah Arbain, khususnya jamaah lansia. Kita akan terus ingatkan juga kepada petugas kloter dan petugas haji daerah untuk mengawasi jemaahnya," kata Kepala Daker Madinah, Zaenal Muttaqin, di Madinah, Ahad (9/7/2023).

Zaenal mengutip imbauan dari Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Quomas, yang berharap agar jemaah melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan fisiknya dan tidak memaksakan diri agar terhindar dari kelelahan. Terlebih lagi, para jemaah baru saja menyelesaikan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armina), serta tawaf ifadah, sai, dan tawaf wada di Makkah.

"Bahkan, kemarin juga kita dapat imbauan agar jemaah yang di Makkah tidak salat Jumat di Masjidilharam, tapi di masjid terdekat sekitar hotel. Ini juga berlaku sama di Madinah, pekan depan," ujar Zaenal.

Baca Juga : Ini Penjelasan Kemenag Terkait Azan Magrib pada 5 September 2024

Sebanyak 1.436 petugas haji daerah akan mendampingi mobilisasi 110.684 jamaah haji gelombang II dari Makkah ke Madinah. Data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) mencatat bahwa 20 kloter akan berangkat pada hari pertama pergerakan jamaah gelombang II dari Makkah ke Madinah.

Selama berada di Madinah, para jemaah akan melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi, melakukan ziarah ke makam Nabi Muhammad saw. dan Raudah, serta mengunjungi beberapa situs peradaban Islam di Madinah. Mereka akan tinggal di Madinah selama sekitar delapan hari sebelum pulang ke tanah air melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz.

PPIH Daker Madinah, dibawah pengawasan Zaenal, telah mempersiapkan rangkaian persiapan menyambut kedatangan jamaah selama 24 hari ke depan. Proses pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang II dari Madinah ke tanah air akan dimulai pada 19 Juli 2023 dan berlangsung hingga 4 Agustus 2023

#Haji 2023 #kementerian agama