RAKYATKU.COM, BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), melakukan kegiatan panen raya padi perdana 2023 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (7/2/2023).
Kunjungan dilakukan guna memperkuat pasokan beras nasional, khususnya sebagai salah satu penyangga beras DKI Jakarta. Selanjutnya, mengecek kesiapan penggilingan padi yang berada di sekitar lokasi panen.
Mentan SYL mengatakan, Bogor yang terkenal dengan lahan subur dengan hasil panen melimpah. Ini terlihat dari perkiraan luas panen padi pada Februari 2023 seluas 11.930 hektare (ha) dengan produktivitas 7,6 ton per hektare, diperkirakan produksi 90.668 ton gabah kering giling (GKG), setara 54 ribu ton beras dan Maret 2023 diperkirakan 9.070 ha yang menghasilkan 27.617 ton beras.
Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone
"Di saat dunia menghadapi krisis pangan dan banyak dunia yang khawatir, dari Cileungsi Bogor ini memberikan kabar bahwa sektor pertanian tetap berproduksi meski adanya krisis. Panen ini adalah pesan bahwa pasokan beras melimpah karena panen di mana-mana sehingga jangan lagi impor," ujar Mentan SYL pada panen raya padi di Desa Cipeucang, Kecamatan Cileungsi, Bogor.
Mentan SYL menyebutkan, seluruh wilayah Indonesia pada Februari melangsungkan panen dan puncak panennya pada Maret 2023. Berdasarkan data kerangka sampel area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), prognosa panen padi Februari 2023 seluas 1,0 juta ha dan Maret seluas 1,9 juta ha.
"Oleh karena itu, kita hadir panen padi inipun untuk menyaksikan panen kita berhasil. Kita berhasil menyiapkan makanan dalam tiga tahun terakhir selama masa Covid-19. Hanya sektor pertanian yang tumbuh positif. Terima kasih kepada petani," ucapnya.
Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel
Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Perkebunan Bogor, Tatang Mulyadi, mengatakan produksi padi di Bogor pada awal 2023 ini diperkirakan mengalami peningkatan, luas panen pada Februari 2023 diperkirakan seluas 11.930 ha dengan produktivitas 7,6 ton per ga. Hal ini karena adanya kegiatan budi daya petani tetap berlangsung meskipun di tengah kondisi yang tidak baik.
"Kemudian, pertanian di kabupaten didukung oleh kearifan lokal, yaitu menanam padi Cakrabuana dengan indeks pertanaman 400 atau tanam dan panen 4 kali setahun yang produktivitasnya 7,6 ton per ha. Dengan demikian, pasokan beras di Kabupaten Bogor pada panen raya ini melimpah," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya, Abdullah, mengatakan sangat bersyukur dengan kondisi harga gabah saat ini yang tinggi. Namun demikian, dengan kondisi harga BBM naik dan terbatasnya mendapatkan BBM bersubsidi menimbulkan masalah bagi petani.
Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran
"Saya sangat senang Pak Menteri Pertanian memberikan bantuan benih. Tahun inipun alhamdulillah tidak ada puso, produksi berhasil capai 7,6 ton per ha. Kami berharap terkait BBM, dapat diperhatikan agar kami petani bisa dengan mudah mendapatkan BBM bersubsidi karena dalam kegiatan bertani seperti traktor dan penggilingan menggunakan solar," ujarnya.
Perlu diketahui, total luas baku sawah Bogor 46.141 ha. Harga gabah kering panen Rp5.500/kilogram (kg) dan harga beras Rp11.000/kg.