Rabu, 18 Januari 2023 18:21

Ajudan Presiden Zelensky Memundurkan Diri Pasca Ledakan Rudal Rusia di Apartemen

Syukur Nutu
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ledakan di Dnipro akibat serangan rudal militer Rusia. (foto: mil.in.ua)
Ledakan di Dnipro akibat serangan rudal militer Rusia. (foto: mil.in.ua)

Dia mengklaim menunjukkan "contoh perilaku beradab" dengan meninggalkan posisinya di pemerintahan Ukraina

RAKYATKU.COM - Penasihat terkemuka Presiden Volodymyr Zelensky, Aleksey Arestovich, mengajukan pengunduran dirinya.

Pengunduruan diri tersebut dilakukan setelah ia menjadi bulan-bulanan akibat dari komentarnya yang memicu pertengkaran sengit.

Aleksey mengakui secara langsung bahwa pasukan Ukraina telah menembak jatuh rudal Rusia di atas kota Dnipro sebelum dilaporkan mendarat di blok apartemen, menewaskan puluhan orang.

Baca Juga : Ramzan Kadyrov Ramal Akhir Konflik Rusia vs Ukraina: Barat Akan Berlutut

Para komentator menganggap dia menyalahkan militer Ukraina atas kematian tersebut.
Arestovich membagikan surat pengunduran dirinya yang ditulis tangan, ditujukan kepada Andrey Yermak, kepala staf Zelensky, pada Selasa pagi (17/1/2023).

Dia mengklaim menunjukkan "contoh perilaku beradab" dengan meninggalkan posisinya di pemerintahan Ukraina.

Di kemudian hari, kantor Zelensky mengonfirmasi permintaan Arestovich telah diterima.

Baca Juga : Tentara Ukraina yang Ditangkap Pasukan Rusia Mengaku Dilatih Militer Inggris

Ajudan presiden itu sebelumnya menggambarkan ucapannya sebagai "kesalahan serius, yang dibuat selama siaran langsung."

“Tingkat kebencian yang ditujukan kepada saya tidak sebanding dengan konsekuensi dari kesalahan siaran itu,” ujar Arestovich.

Dia menawarkan permintaan maaf kepada mereka yang "sangat terluka" oleh kata-katanya, tetapi tidak "kepada orang-orang yang menyebarkan masalah ini".

Baca Juga : Rusia Respon Rencana Inggris Kirim Tank Challenger 2 dan Helikopter Apache ke Ukraina

Arestovich sebelumnya mengklaim dia telah menerima tip dari seorang kenalan, seorang ahli militer berpengalaman, yang mengatakan dia mendengar ledakan dari rudal pencegat sebelum rudal Rusia menghantam bangunan tempat tinggal di Dnepr pada Sabtu.

Dia melaporkannya selama wawancara YouTube pada hari yang sama.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Ukraina membantah terkait dengan proyektil itu dan mengklaim, pertama-tama, mereka tidak memiliki kemampuan mencegat rudal jelajah yang diluncurkan udara, Kh-22.

Baca Juga : Sanksi ke Rusia Hanya Sakiti Orang Eropa, Kata Mantan Wakil Kanselir Austria

Kemhan Ukraina mengklaim pernyataan sebelumnya bahwa beberapa rudal model itu telah dicegat adalah “tidak akurat.”

Pejabat Ukraina melaporkan pada Selasa bahwa insiden di Dnepr merenggut 40 nyawa dan melukai 79 orang, sementara 25 orang dinyatakan hilang.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan menargetkan situs militer dan elemen infrastruktur energi Ukraina selama serangan hari Sabtu.

Baca Juga : Balas Serangan di Crimea, Rusia Kembali Hujani Ukraina Rudal dan Drone

Kremlin menyalahkan Kiev atas kematian warga sipil, dengan juru bicara Dmitry Peskov menyatakan, "Tragedi ini adalah akibat dari tindakan rudal pertahanan udara."

Yermak menunjuk Arestovich sebagai ajudan lepas pada awal tahun 2020, yang mendongkrak profilnya sebagai komentator yang sering membahas segala hal yang berkaitan dengan konflik dengan Rusia.

Selama bertahun-tahun sebelumnya dia telah menjadi tokoh populer di media Ukraina.
Kebenaran pesannya sendiri dipertanyakan Arestovich. Pada Desember 2017, dia muncul sebagai seorang propagandis yang menggambarkan dirinya sendiri, yang telah "banyak berbohong" sejak 2014 untuk meningkatkan moral warga Ukraina dan merusak citra Rusia.

Baca Juga : Balas Serangan di Crimea, Rusia Kembali Hujani Ukraina Rudal dan Drone

Pengunduran diri Arestovich mungkin menandakan peluncuran karier politik, pakar politik Rusia Marat Bashirov menyarankan pada umpan Telegramnya.

Bashirov menduga kantor Zelensky mungkin merasa "sulit untuk membungkamnya". Dia menyebut Arestovich memiliki pelindung di antara intelijen Inggris.

“Tapi dia mungkin juga menghadapi kekerasan dari kaum nasionalis radikal dengan keinginan untuk membalas dendam," pungkas Bashirov.

Baca Juga : Balas Serangan di Crimea, Rusia Kembali Hujani Ukraina Rudal dan Drone

Sumber: SINDOnews

 

#Rusia vs Ukraina