Kamis, 10 November 2022 01:01

HUT ke- 415, Ketua DPRD: Toraja Tak Bisa Dipisahkan dari Tallo, Makassar

Syukur Nutu
Konten Redaksi Rakyatku.Com
HUT ke- 415, Ketua DPRD: Toraja Tak Bisa Dipisahkan dari Tallo, Makassar

"Hanya dalam seabad saja Makassar menjadi salah satu kota niaga terkemuka dunia yang dihuni lebih 100.000 orang yang menjadikannya sebagai kota terbesar ke 20 dunia"

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Upacara peringatan hari jadi Kota Makassar ke-415 dilaksanakan di Lapangan Karebosi pada Selasa, 9/11/2022. Dalam kegiatan tersebut Ketua DPRD Makassar, Rudianto Lallo didaulat membacakan sejarah Kota Makassar

Rudianto Lallo mengatakan awal kota dan bandar Makassar berada di muara Sungai Tallo dengan pelabuhan niaga kecil. Pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan kerajaan kecil lainnya bernama Hoqa dan mulai melepaskan diri dari Kerajaan Siang dan menaklukkan kerajaa sekitarnya.

Pada masa pemerintahan Raja Gowa XVI didirikan Benteng Roterdam dan terjadi peningkatan aktivitas pada sektor perdagangan lokal, regional dan internasional, sektor politik serta sektor pembangunan fisik oleh kerajaan.

Baca Juga : Anwar Faruq Pimpin Rapat Paripurna Tentang Pemandangan Umum Fraksi DPRD Makassar

Masa itu merupakan puncak kejayaan Kerajaan Gowa, namun selanjutnya dengan adanya perjanjian Bungaya menghantarkan Kerajaan Gowa pada awal keruntuhan.

"Hanya dalam seabad saja Makassar menjadi salah satu kota niaga terkemuka dunia yang dihuni lebih 100.000 orang yang menjadikannya sebagai kota terbesar ke 20 dunia. Sampai pada abad ke-17, Makassar berupaya merentangkan kekuasaannya ke sebagian besar Indonesian Timur dengan menaklukkan Pulau Selayar, Kerajaan Walio di Buton, Bima di Sumbawa, Bangai dan gorongtalo di Sulawesu Bagian Timur dan Utara," kata Rudianto Lallo.

Adapun hubungan Makassar dengan dunia Islam diawali dengan kehadiran Abdul Ma'mur Khatib Tunggal atau Dato' Ri Bandang yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Ulama tersebut tiba di Tallo pada September 1605.

Baca Juga : Ketua DPRD Makassar Bacakan Sejarah di Peringatan Hari Jadi Kota Makassar

Sang ulama mengislamkan Raja Gowa ke-XIV II Mangngerangi Daeng Manrabia dengan gelar Sultan Alauddin bersama Raja Tallo, Karaeng Katangka Mangkubumi I Mallingkaang Daeng Manyonri, Karaeng Katangka yang juga sebagai Taja Tallo. Kedua raja itu yang mulai memeluk islam di Sulawesi Selatan.

"Pada 9 November 1607, diadakan salat Jumat pertama di Masjid Tallo sehingga dinyatakan secara resmi bahwa penduduk Kerajaan Gowa Tallo telah memeluk Islam. Pada waktu bersamaan pula, diadakan salat Jumat di Masjid Mangallekana di Somba Opu dan tanggal ini selanjutnya diperingati sebagai hari jadi Kota Makassar sejak tahun 2000," tambahnya.

Makassar sebagai sebuah nama kota sempat berubah menjadi Ujung Pandang sejalan dengan perluasan wilayah dari 21 Km menjadi 175,77 km persegi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1971 tentang perubahan batas-batas daerah Kota Madya Makassar dan Kabupaten Gowa, Maros, dan Pangkajene dan Kepulauan dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada 31 Agustus 1971.

Baca Juga : Kadispar Makassar Terima Kunjungan Kerja Anggota DPRD

"Kemudian nama kota kembali menjadi Makassar pada 13 Oktober sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999 tentang Perubahan Nama Kota Ujung Pandang menjadi Kota Makassar dalam Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai wujud keinginan masyarakat yang mendapat dukungan DPRD bersama Pemerintah Kota," sebutnya.

Dalam kegiatan tersebut, politisi Partai NasDem itu tampil mengenakan pakaian adat Toraja dengan baju berwarna biru dipadukan sarung warna putih dan songkok khas Toraja.

Rudianto Lallo menegaskan jika Tallo, Makassar tidak dapat dipisahkan dengan Toraja, yakni Sultan Mudaffar (Imanginyarrang Dg Makkiyo, Raja Tallo VII beristrikan atas nama Sawerannu yang merupakan putri dari Toraja.

Baca Juga : DPRD Makassar Melakukan RDP Terkait Keberadaan Mie Gacoan Alauddin

"Melihat posisi makam Sawerannu yang ada pas di depan makam Sultan Mudaffar, maka tentulah Sawerannu merupakan sosok yang sangat istimewa di hati Sultan Mudaffar sehingga makam mereka berdua diletakkkan berdampingan satu sama lain di Kompleks Makam Raja-raja Tallo. Inilah jadi saksi jika Toraja tak bisa dipisahkan dari Tallo, Makassar," tuturnya.

#dprd makassar #Rudianto Lallo