RAKYATKU.COM, PAREPARE - Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare tengah serius menangani penyandang disabilitas. Sejumlah lembaga digaet, termasuk Yayasan Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BaKTI) dan Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat (YLP2EM).
Penanganan ini masuk dalam program inklusi yang juga meliputi penanganan perempuan dan anak. Tujuannya, memberikan ruang dan peran kepada masyarakat difabel agar bisa lebih jauh melibatkan diri dalam banyak hal.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Parepare, Zulkarnaen Nasrun, mengatakan sejauh ini Pemkot Parepare serius menangani difabel. Termasuk, melibatkan dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) disabilitas tiap tahunnya.
Baca Juga : Kinerja Baik Awasi Tata Ruang, Abdul Hayat Terima Penghargaan di HUT Sulsel
”Kami punya juga program musrenbang disabilitas. Kemarin, kan, cuma diwakili, tapi 2023 nanti kami akan libatkan langsung mereka. Tujuannya, mendengarkan langsung seperti apa kebutuhan mereka," kata Zulkarnaen, Senin (24/10/2022).
Lebih lanjut Zulkarnaen menjelaskan, sejauh ini program penanganan inklusi memang banyak mengarah pada perempuan dan anak. Ke depannya, porsi untuk disabilitas pun akan ditingkatkan.
”Program inklusi sudah ada. Cuma, kan, porsinya memang banyak untuk perempuan dan anak. Nanti kami akan fokuskan juga ke teman-teman penyandang disabilitas," terangnya.
Baca Juga : DPRD Kota Parepare Gelar Paripurna Penyerahan KUA PPAS TA 2025
Langkah ini, kata dia, akan diselaraskan dengan penganggaran. Paling tidak, satu persen dari total anggaran Pemkot Parepare bisa diarahkan untuk penanganan disabilitas.
"Satu persen anggaran itu saya pikir sudah lumayan. Cuma kami mau lebih tepat sasaran. Kemarin sempat kejadian, ada warga yang dikasih kursi roda, tetapi rumahnya panggung dan ternyata dia lebih butuh tongkat. Ini adalah awal untuk menuju lebih baik," ucap Zulkarnaen.