RAKYATKU.COM - Kasus gagal ginjal akut progresif atipikal yang menyerang anak-anak memiliki tingkat progresivitas sangat cepat.
Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Lies Dina Liastuti, menjelaskan fasenya.
"Anak-anak ini biasanya didahului dengan gejala infeksi ringan seperti demam, muntah, dan diare," kata dia, Jumat (21/10/2022).
Baca Juga : Kasus Gagal Ginjal Ditemukan Lagi, Ini Imbauan Kemenkes
Dalam kurun waktu dua hingga enam hari, anak akan mengalami penurunan jumlah urine. Pada gejala menengah menuju berat, penurunan jumlah urine ini akan terus terjadi hingga urine tidak lagi dapat diproduksi ginjal.
Dia mengungkapkan, biasanya pasien telah menjalani pengobatan di rumah sakit lain sebelum dirujuk ke RSCM sehingga akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada pasien setelah berobat di rumah sakit rujukan nasional ini.
"Di rumah sakit lain itu sudah diperiksakan parameter untuk kita diagnosis gagal ginjal, terutama ureum kreatinin," jelasnya.
Baca Juga : Naik Lagi! Gagal Ginjal Akut di Indonesia Kini 269 Kasus, 157 Meninggal
Ureum kreatinin sendiri merupakan parameter utama yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal. Kandungan senyawa yang tinggi pada urine menandakan kerja ginjal yang mengalami penurunan.
"Untuk memperbaiki hasil pengobatan tentu datang ke pelayanan kesehatan lebih dini akan lebih baik. Karena nantinya proses gangguan ginjal belum terlalu lama," ucapnya.
"Penyakit yang berat kalau kita deteksi dini kemudian kita berikan terapi lebih cepat dan tepat maka hasilnya umumnya lebih baik," imbuhnya.
Baca Juga : Kemenkes: Gagal Ginjal Akut Capai 255 Kasus di 26 Provinsi, 143 Meninggal
Sumber: Kumparan