RAKYATKU.COM -- Warga sipil dan pasukan Ukraina yang berlindung di pabrik baja Azovstal di Mariupol menghadapi serangan beradaan tanpa henti, dengan persediaan dasar saat pejabat Ukraina berusaha untuk mengevakuasi mereka yang di dalam pabrik.
"Serangan terjadi tanpa henti, artileri tank, artileri voli, dan setiap tiga hingga lima menit ada peningkatanan udara," kata Svyatoslav Palamar, wakil komandan Resimen Azov Ukraina.
"Masih ada warga sipil yang berlindung di pabrik, namun musuh melanjutkan pengeboman ini," sambungnya seperti dilansir CNN Internasional, Selasa (3/5/2022)
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
Sekitar 100 warga sipil dievakuasi dari pabrik pada hari Minggu, tetapi biaya yang direncanakan lebih lanjut untuk hari Senin tidak terjadi. Sementara itu, suasana di dalam muram, dengan resimen melaporkan rendahnya persediaan udara dan makanan.
“Saya tidak dapat memberi tahu Anda dengan pasti berapa banyak yang tersisa untuk berapa hari, tetapi saya dapat memperkirakan bahwa kami sedang menyimpan, kami sangat ketakutan tanpa air dan makanan, dan amunisi,” kata Palamar.
"Jika (terburuk) menjadi yang terburuk dan kami kehabisan makanan, kami akan menangkap burung, dan kami akan melakukan segalanya hanya untuk berdiri teguh," tambahnya.
Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Sementara itu, Rusia mengklaim bahwa tentaranya telah melakukan tindakan yang tepat, namun dibantah oleh Palamar.
“Sampai sekarang, seluruh wilayah pabrik berada di bawah kendali kami dan pertahanan kami berada di sepanjang perimeter pabrik baja Azov, kami memegang pertahanan,” ujarnya.
Sumber: CNN Internasional