RAKYATKU.COM - Emmanuel Macron (44) kembali terpilih sebagai presiden Prancis usai mengalahkan ekstremis sayap kanan, Marine Le Pen (53), pada pemungutan suara pilpres putaran kedua, Ahad (24/4/2022).
Dilansir Reuters, pendukung Macron bersorak saat hasil pemungutan suara muncul di layar raksasa di taman Champ de Mars dekat menara Eiffel, Paris. Macron mengantongi 58,5 persen suara berdasar perhitungan exit poll.
Macron dalam pidato kemenangannya mengakui banyak yang hanya memilih dia hanya untuk mencegah Le Pen berkuasa. Ia yang mengaku tidak puas dengan jabatan periode pertamanya akan berusaha untuk menebus kesalahan.
Baca Juga : Timnas Jerman Juara Piala Dunia U-17 2023
"Banyak orang di negara ini memilih saya bukan karena mereka mendukung ide-ide saya, tetapi untuk mencegah ide-ide sayap kanan. Saya ingin berterima kasih kepada mereka dan tahu saya berutang kepada mereka di tahun-tahun mendatang," ucap Macron.
"Tidak seorang pun di Prancis akan ditinggalkan di pinggir jalan," katanya dalam pesan yang telah disebarkan oleh para menteri senior yang berkeliling di stasiun TV Prancis.
Mereka yang memilih Macron, tetapi bukan berarti mendukungnya, antara lain adalah komunitas muslim yang memiliki populasi 9 hingga 10 persen.
Baca Juga : Bekas Koloni Prancis Tertarik Jadi Tuan Rumah Pangkalan Militer Rusia
Sejumlah masjid, termasuk Masjid Agung Paris, bahkan secara terbuka menyerukan umat Islam agar memilih Macron untuk mencegah Le Pen yang rencana kebijakannya merugikan kaum muslim untuk berkuasa.
Dalam debat capres, Rabu (20/4/2022) lalu, Le Pen mengatakan akan melarang pemakaian jilbab/hijab di tempat umum.
Sementaram Le Pen, mengakui kekalahan. Namun, dirinya bersumpah untuk terus berjuang dalam pemilihan parlemen pada bulan Juni nanti.
Baca Juga : Menteri Keuangan Prancis Dukung Presiden Macron Pada Sikap AS-China
"Saya tidak akan pernah meninggalkan Prancis," katanya kepada para pendukungnya. (*)