RAKYATKU.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, memberikan sinyal terkait rencana penyesuaian tarif listrik pada 2022 ini imbas kenaikan harga minyak dunia.
Kenaikan harga ini merupakan respons pemerintah untuk menghadapi dampak kenaikan harga minyak dunia karena konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang mengerek harga minyak mentah Indonesia (ICP/Indonesia Crude Price) sampai Maret 2022 mencapai USD 98,4 per barel.
Strategi tersebut terbagi menjadi jangka pendek dan menengah panjang sesuai sektor energi seperti BBM, hulu migas, LPG, dan ketenagalistrikan.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Strategi jangka pendek di sektor BBM salah satunya perubahan kuota jenis BBM tertentu (JBT) solar, minyak tanah, dan JBKP Pertalite dan penyesuaian harga BBM non subsidi.
Sementara, untuk jangka menengah dan panjang, salah satu strategi pemerintah yaitu peningkatan cadangan operasional menjadi 30 hari, optimalisasi campuran bahan bakar nabati solar, dan penyesuaian harga Pertalite dan Solar.
"Penyesuaian harga Pertalite, minyak solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti seperti KBLBB, bahan bakar gas, bioetanol, maupun CNG," kata Arifin saat rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/4/2022).
Baca Juga : arif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Sementara, rencana penyesuaian tarif listrik tahun ini untuk strategi jangka pendek dalam rangka pengurangan konsumsi BBM dan tekanan APBN di sektor ketenagalistrikan.
"Jangka pendek yaitu rencana penerapan tariff adjustment di tahun 2022 ini bisa dilakukan penghematan kompensasi Rp7-16 triliun, efisiensi biaya pokok penyediaan listrik dan strategi energi primer dari PLN, optimalisasi pembangkit listrik bahan bakar domestik," bebernya.
Arifin mengatakan realisasi ICP sampai Maret 2022 berada jauh di atas asumsi APBN 2022 yang hanya USD63 per barel. Selain itu, rata-rata harga CP Aramco LPG juga mencapai USD 839,6 per metrik ton, jauh di atas asumsi awal pemerintah yaitu USD 569 per metrik ton.
Baca Juga : PT Vale Raih Subroto Awards 2023 Kategori Efisiensi dan Transisi Energi
Dengan begitu, kata dia, strategi-strategi jangka pendek maupun menengah itu dirasa perlu dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap APBN di tahun ini karena harga minyak mentah yang terus melonjak. (*)
Sumber: Kumparan