Jumat, 08 April 2022 09:53

Akademisi IPB: Benih Unggul dan Pupuk, Dongkrak Produktivitas Padi - Jagung

Usman Pala
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi.
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi.

Berbagai hasil riset penggunaan benih unggul yang ditunjang dengan pemupukan yang tepat, berdampak signifikan pada peningkatan hasil panen.

RAKYATKU.COM, -- Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi mengungkapkan produktivitas padi dan jagung meningkat karena kontribusi penggunaan benih unggul dan pupuk.

Berbagai hasil riset penggunaan benih unggul yang ditunjang dengan pemupukan yang tepat, berdampak signifikan pada peningkatan hasil panen.

"Terlihat dari trend produktivitas padi Indonesia semakin meningkat berkat berbagai terobosan dan penggunaan teknologi sehingga mampu meningkatkan produksi pada era Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," demikian dikatakan Prima Gandhi di Bogor, Jumat (8/4/2022).

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Gandhi menyebutkan trend produktivitas padi terlihat dari angkat perhitungan BPS. Data BPS menyebutkan produktivitas padi sejak 2019 semakin meningkat yakni tahun 2019 sebesar 5,11 ton/hektar, tahun 2020 sebesar 5,13 ton/hektar dan 2021 sebesar 5,22 ton/hektar, bahkan di tingkat Asia posisi produktivitas Indonesia berada peringkat kedua setelah Vietnam.

Tak hanya itu, sambungnya, data FAO pun menyebutkan di tahun 2018 Indonesia menduduki peringkat kedua dari 9 negara negara FAO di Benua Asia. Adapun urutannya Vietnam 5,89 ton/hektar, Indonesia 5,19 ton/hektar, Bangladesh 4,74 ton/hektar, Philipina 3,97 ton/hektar, India 3,88 ton/hektar, Pakistan 3,84 ton/hektar, Myanmar 3,79 ton/hektar, Kamboja 3,57 ton/hektar dan Thailand 3.l,09 ton/hektar.

"Ini menunjukan program kerja Kementerian Pertanian on the right track, mesinnya bergerak di lapangan, akselerasi produksi dilakukan melalui mapping kawasan andalan, kawasan utama maupun kawasan pengembangan," ucapnya.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

Lebih lanjut Gandhi menjelaskan pada kawasan andalan, program kerja Kementan dengan memacu upaya meningkatkan produksi dan produktivitas melalui peningkatkan indek pertanaman dan penggunaan benih unggul serta pemupukan berimbang tepat sesuai kebutuhan hara tanah. Ada kegiatan perluasan areal tanam maupun meningkatkan indek pertanaman.

"Hal yang sama terlihat telah dilakukan untuk memacu produksi jagung. Selain padi di lahan sawah, petani mengidolakan tanam jagung di lahan kering karena menguntungkan dan mudah ditanam," terangnya.

Menurut Gandhi, meskipun kontribusi biaya pupuk dalam struktur biaya produksi sekitar 10 persen, namun pupuk itu merupakan makanannya tumbuhan, urea memacu fase vegetatif tanaman menjadi subur hijau, sedangkan pupuk NPK khususnya unsur phospat akan mengisi bulir padi secara optimal. Dalam kondisi sulit dan mahalnya pupuk kimiawi, kini digencarkan pupuk organik dan pupuk hayati, hemat karena buatan sendiri dari bahan kompos yang ada di sekitar.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

"Hal yang sama, penggunaan benih padi unggul berkontribusi pada produktivitas. Penggunaan ideal benih padi 25 kg perhektar maupun jagung 15 kg perhektar bila dengan benih unggul terbukti berdampak pada produktivitas," katanya.

Ia menyebutkan kini petani sudah familier dengan benih unggul dan melakukan pergiliran varietas. Bahkan kini petani menyukai varietas unggul genjah guna mengejar indek pertanaman hingga IP300 bahkan sudah mulai belajar IP400 yang berarti setahun empat kali tanam dan empat kali panen.

"Asal ada kemauan merubah dan disitu akan ada hasil yang lebih baik. Alhasil dari data BPS, sejak 2019 hingga sekarang tidak ada impor beras umum, bahkan setiap tahun produksi beras selalu surplus di atas kebutuhan konsumsinya," tandas gandhi.

#Kementerian Pertanian #padi #Jagung