Selasa, 05 April 2022 14:34

Putin Larang Perang Saat Ramadan, Presiden Chechnya Menolak: Ini Bulan Jihad!

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Presiden Rusia, Vladimir Putin, bersama Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, dalam satu pertemuan. (Foto: Twitter/@KremlinRussia_E)
Presiden Rusia, Vladimir Putin, bersama Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, dalam satu pertemuan. (Foto: Twitter/@KremlinRussia_E)

"Tetapi, saya mengatakan kepadanya bahwa Ramadan adalah bulan penaklukan dan jihad yang sesungguhnya. Dan, Ramadan adalah bulan dengan pahala ganda," kata Ramzan Kadyrov.

 

RAKYATKU.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, meminta kepada pasukan khusus Republik Chechnya atau yang dikenal dengan Kadyrovtsy untuk berhenti berperang begitu masuk Ramadan. Namun, Presiden Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, menolak. Ia menegaskan Ramadan adalah bulan jihad!

Kadyrov menyampaikan alasan Putin memerintahkan pasukan Chechnya berhenti berperang. "Presiden Putin meminta saya untuk menangguhkan pekerjaan saya (berjuang bersama pasukan Rusia di Ukraina) pada bulan Ramadan karena rasa lapar dan haus mempengaruhi kemampuan saya," ujar Kadyrov dikutip dari Shafaq, Selasa (5/4/2022).

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

Kadyrov justru menolak perintah itu dan Kadyrov menyatakan kepada Putin bahwa berpuasa di bulan Ramadan tidak akan mengurangi kemampuan pasukannya. Kadyrov juga memastikan bahwa ibadah puasa yang dijalankan olehnya bersama pasukannya justru akan menambah kekuatan.

"Tetapi, saya mengatakan kepadanya bahwa Ramadan adalah bulan penaklukan dan jihad yang sesungguhnya. Dan, Ramadan adalah bulan dengan pahala ganda," katanya.

"Tuan Putin tersentuh oleh kebesaran Islam. Dan, dia terkejut ketika saya mengatakan kepadanya bahwa kami memperoleh kekuatan spiritual kami dari berpuasa," ucap Kadyrov.

Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Pasukan Chechnya bersama tentara Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) pun dipastikan berhasil menguasai Kota Mariupol, Ukraina. Kadyrov mengonfirmasi langsung keberhasilan pasukannya dan mengunggah sebuah video pengepungan Mariupol.

"Pasukan kami aktif menyerang pabrik metalurgi Azovstal, di mana sisa-sisa milisi batalion nasional berlindung. Kita bisa lihat quadcopter taktis memantau wilayah, mengidentifikasi dan menembak musuh," ucap Kadyrov. (*)

#Ramzan Kadyrov #Republik Chechnya #Perang Rusia Vs Ukraina #vladimir putin #Rusia #Ukraina