RAKYATKU.COM - Pengusaha Rusia, Alex Konanykhin, menggelar sayembara dengan menawarkan hadiah USD1 juta atau kurang lebih setara Rp14,3 miliar untuk menangkap Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Alex menawarkan itu lewat unggahan di media sosialnya di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Unggahan di LinkedIn disertai dengan gambar Putin dan kalimat. "Dicari: Mati atau hidup. Vladimir Putin untuk pembunuhan massal," tulis Konanykhin di LinkedIn.
"Saya berjanji untuk membayar USD1 juta kepada petugas yang--sesuai dengan kewajiban konstitusional mereka--menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional," lanjut unggahan itu.
Baca Juga : Joe Biden Tegaskan Ukraina Tidak Akan Jadi Kemenangan Rusia
Lalu, siapa Alex Konanykhin? Menurut sebuah artikel terbitan 1996 di The Washington Post, Alex Konanykhin belajar di Institut Fisika dan Teknologi Moskow sebelum keluar dan membuka koperasi mahasiswa konstruksi. Ia lalu masuk ke bisnis lain, seperti perbankan, saham, dan real estate.
Pada 1992, dengan kerajaan bisnis, perusahaannya bernilai sekitar USD300 juta. Dia bahkan menjadi bagian dari delegasi pertama Presiden Rusia, Boris Yeltsin, ke Washington tahun itu.
Pada 1996, Konanykhin dan istrinya ditahan di Amerika Serikat oleh agen imigrasi federal dengan tuduhan melanggar persyaratan visa AS mereka. Kasus ini dipicu setelah pihak berwenang Rusia mengklaim bahwa dia telah menggelapkan USD8 juta dari Bank Pertukaran Rusia di Moskow.
Baca Juga : Mantan PM Israel: Putin Berjanji Tak Akan Membunuh Presiden Ukraina
Kasus itu berlarut-larut selama berpekan-pekan. Selama persidangan, menurut Post, Konanykhin bersaksi bahwa beberapa asisten perusahaannya di Bank Pertukaran Rusia menekannya untuk uang dan mengancamnya, yang membuatnya pindah ke Hongaria.
Di Hungaria, mereka mengancamnya lagi dengan kekerasan, membawanya melarikan diri ke Republik Ceko dan kemudian ke New York.
Pihak berwenang Rusia mengklaim bahwa versinya tentang peristiwa itu salah dan bahwa dia hanya berusaha memfitnah mantan karyawannya.
Baca Juga : Donald Trump Desak Presiden Biden Akhiri Perang Ukraina Sebelum Mengarah ke Penggunaan Senjata Nuklir
Pada akhirnya penyelesaian tercapai dan dia dibebaskan dari tahanan dan akhirnya diberikan suaka politik. Namun, beberapa tahun kemudian, Dewan Banding Imigrasi mencabut suaka politik dan memerintahkan pemecatannya.
Konanykhin dan istrinya berusaha melarikan diri ke Kanada, tetapi ditahan. Pada tahun 2011, ia mendirikan TransparentBusiness dan juga merupakan bagian dari Pemburu Unicorn. (*)
Sumber: Marca