Rabu, 16 Februari 2022 13:39

Webinar Kalla Group; Tangkap Peluang Dunia Metaverse dari Timur Indonesia

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pembahasan bertema "Metaverse East Indonesian Cities. What is Metaverse? And How East Indonesia Cities Can Lead and Benefit from IT?", dalam webinar, Selasa (15/2/2022).
Pembahasan bertema "Metaverse East Indonesian Cities. What is Metaverse? And How East Indonesia Cities Can Lead and Benefit from IT?", dalam webinar, Selasa (15/2/2022).

Metaverse tinggal menunggu waktu saja, 5--10 tahun ke depan akan mulai dirasakan perubahan yang terjadi.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Wacana metaverse menguat di masyarakat dalam setahun terakhir. Metaverse diprediksi akan menjadi "playground" baru dalam beberapa tahun ke depan.

Gartner Inc. bahkan memprediksi pada 2025 nanti, 25 persen masyarakat akan menghabiskan setidaknnya satu jam sehari untuk belajar, bekerja, berbelanja, dan hiburan dalam metaverse. Hal ini akan berdampak besar bagi bisnis dan perusahaan karena akan mengubah business model dari digital business menjadi metaverse.

Kerja sama strategic yang dibangun Kalla Group dengan Meta Indonesia, Microsoft Indonesia, dan WIR Group membicarakan pembahasan bertema "Metaverse East Indonesian Cities. What is Metaverse? And How East Indonesia Cities Can Lead and Benefit from IT?", dalam webinar, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga : Tindak Lanjut MoU, KALLA dan Pemkot Makassar Bahas Konsep Desain Revitalisasi Taman Hasanuddin

Lantas, apa itu Metaverse? Bagaimana impact serta peluang bagi masyarakat Indonesia tengah dan timur ke depan?

Chief Strategy & Technology Officer Kalla Group, Achmad Sugiarto, menyampaikan mapping the metaverse, Meta East Indonesian (MEI) Project, hingga lima hal penting dalam memasuki dunia metaverse.

"metaverse tinggal menunggu waktu saja, 5--10 tahun ke depan akan mulai dirasakan perubahan yang terjadi. Metaverse boleh dikatakan mirip seperti sebuah kehidupan virtual, sembilan elemen yang akan sangat mempengaruhi metaverse, yaitu everyday, persistent, reactive, interoperable, creative, user defined, decentralized, limitless, social, ya, mirip kehidupan fisik, there will be no clean before and after metaverse," bebernya.

Baca Juga : KALLA Bersama Pemprov Sulsel Perkuat Komitmen Rehabilitasi Mangrove dan Pemberdayaan Masyarakat

Dalam MEI Project, Achmad juga melemparkan gagasan aktif bersama maju bersama dalam meta lives, meta business, meta space, dan meta societies, yang akan berpotensi besar dalam membesarkan ekosistem yang ada di Indonesia.

"Mungkin dalam waktu dekat ini, prediksi saya, juga akan muncul multi platform media, yang akan menjadi playground dalam mengedukasi digital world kepada masyarakat, akan menambah hype percepatan informasi kepada masyarakat, ditambah dengan makin populernya dan kapitalisasi yang makin besar dari fenomena cryptocurrency di dunia," tambahnya.

Sementara, Executive Chairman & Co-Founder WIR Group, Daniel Surya, mengungkapkan bahwa metaverse berasal dari harapan kita akan masa depan yang biasanya disebut dengan "a frameless future".

Baca Juga : Jelang Usia 72 Tahun, KALLA Bangun Indonesia Lebih Baik, Lebih Hijau, dan Berkelanjutan

"Kebutuhan manusia akan mendorong lahirnya inovasi yang menghadirkan teknologi lebih canggih sehingga apa yang tadinya sudah dianggap bagus seiring perkembangan zaman akan digantikan oleh yang lebih ideal," ungkapnya.

Selain itu, webinar ini juga menghadirkan Director National Technology Officer Microsoft Indonesia, Panji Wasmana, dan Public Policy and Goverment Relation Meta Indonesia, Noudhy Valdryno.

Kegiatan ini berlangsung melalui virtual disiarkan secara langsung pada akun YouTube Kalla Group yang tidak hanya dihadiri oleh 300 karyawan Kalla Group, tetapi juga masyarakat umum yang cukup antusias menyambut metaverse. (*)

Penulis : Lisa Emilda
#Kalla Group #Metaverse