Kamis, 03 Februari 2022 10:16

Dijuluki Megaflash, Petir Sepanjang 768 Kilometer Pecahkan Rekor

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Gambar satelit menunjukkan badai dan petir yang dijuluki megaflash yang terjadi di wilayah Amerika Serikat pada 29 April 2020. (Foto: NOAA via Reuters)
Gambar satelit menunjukkan badai dan petir yang dijuluki megaflash yang terjadi di wilayah Amerika Serikat pada 29 April 2020. (Foto: NOAA via Reuters)

Dijuluki sebagai megaflash, petir dengan bentuk horizontal tingkat rendah yang langka bergerak melewati jarak sepanjang 768 kilometer antara awan di Texas dan Mississippi pada April 2020.

RAKYATKU.COM - Sebuah petir tunggal yang melewati tiga negara bagian di Amerika Serikat (AS) telah diidentifikasi sebagai yang terpanjang, menurut badan cuaca PBB pada Selasa (1/2/2022).

Dijuluki sebagai megaflash, petir dengan bentuk horizontal tingkat rendah yang langka bergerak melewati jarak sepanjang 768 kilometer antara awan di Texas dan Mississippi pada April 2020.

Petir itu terdeteksi oleh para ilmuwan dengan menggunakan teknologi satelit dan jaraknya – mengalahkan rekor sebelumnya sepanjang 60 kilometer – dikonfirmasi oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina 

"Perjalanan dengan pesawat sejauh itu akan memakan waktu beberapa jam dan dalam hal ini jarak itu ditempuh dalam hitungan detik," kata juru bicara WMO Clare Nullis.

Megaflash lainnya yang terdeteksi terjadi di atas wilayah Uruguay dan Argentina pada Juni 2020, yang juga memecahkan rekor sebagai petir dengan durasi terlama di mana durasinya mencapai 17,1 detik.

Walaupun dua megaflash yang baru tercatat ini tidak pernah menyentuh tanah, keduanya berfungsi sebagai pengingat bahaya fenomena cuaca yang dapat membunuh ratusan orang tiap tahun.

Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas

“Kami mengulangi pesan kami: ketika petir menggelegar, ketika Anda melihat kilat – masuklah ke dalam rumah. Jangan mencari perlindungan di gubuk pantai, jangan berdiri di bawah pohon," kata Nullis. (*)

Sumber: Reuters, VOA

#petir #Amerika Serikat