RAKYATKU.COM, ENREKANG - Bupati Enrekang, Muslimin Bando (MB), bersama wakilnya, Asman, menghadiri acara Maccera Manurung di Desa Pasang, Kecamatan Maiwa, Jumat (17/12/2021).
Turut hadir mendampingi bupati dan wakil bupati, yakni para tokoh adat, sejumlah pejabat, serta jajaran camat dan kepala desa.
Ritual adat ini merupakan agenda rutin yang digelar tiap tahun. Biasanya seusai panen.
Baca Juga : Bupati Enrekang dan Wakilnya Apresiasi Antusiasme Masyarakat Saat Pembukaan Mafest 2023
"Ritual adat Maccera Manurung adalah tradisi budaya kuno yang ada di Desa Pasang yang harus kita lestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya kita," kata Muslimin Bando.
Dia juga menegaskan keberpihakan pemerintahan MB-Asman, yang pro terhadap masyarakat adat.
"Jangan pernah ragukan komitmen kami dalam memperhatikan masyarakat adat. Bahkan kita sudah punya perda (peraturan daerah) khusus tentang perlindungan masyarakat adat," tegas Muslimin.
Baca Juga : Sofha Cicipi Pangan Berbahan Pisang, Bupati Perkenalkan Enrekang Sebagai Penghasil Sayur
Sementara itu, Wakil Bupati Enrekang, Asman, mengutip pesan-pesan tokoh adat yang harus selalu diingat masyarakat. Ia menjelaskan setidaknya ada tiga hikmah yang bisa diambil dari acara yang kerap menarik perhatian wisatawan ini.
"Pertama, perbaiki hubungan dengan Sang Pencipta, kedua, perbaiki hubungan antar sesama manusia, dan ketiga, perbaiki hubungan antara kita dengan alam semesta," urai Asman.
Asman berujar, ketiga pesan leluhur ini tidak hanya diterapkan dalam upacara adat ini, tetapi juga harus dipegang sebagai prinsip hidup jika ingin selamat dunia akhirat.
Baca Juga : Optimalkan Penerimaan Pajak, Bupati Enrekang Teken Perjanjian Kerjasama dengan DJP-DJPK
Maccera Manurung diisi dengan sejumlah kegiatan adat. Dengan acara utama yakni menyembelih hewan. Salah satu yang juga menarik adalah tradisi Maddoa, yakni berayun menggunakan ayunan setinggi sekitar 20 meter.