RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Tujuh orang mahasiswa yang diduga pelaku penyerangan dan pengrusakan di kampus Universitas Islam Makassar (UIM) dan dua asrama mahasiswa berbeda di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), ditangkap.
Ketujuh orang mahasiswa tersebut, yakni MAM, MG, Y, W, MR, yang merupakan pelaku penyerangan di Sekretariat BEM Fakultas Pertanian UIM, kemudian EKP dan ASS pelaku penyerangan di asrama IPMIL, sementara pelaku penyerangan di asrama KEPMI, yaitu Y dan W, yang juga pelaku penyerangan di kampus UIM.
Tertangkapnya tujuh orang itu mengungkap rangkaian peristiwa yang terjadi di tiga TKP yang menyebabkan dua orang mahasiswa terluka parah akibat sabetan senjata tajam.
Baca Juga : Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Perkuat Sinergitas Kamtibmas Unismuh dengan Institusi Kepolisian
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Nana Sudjana, menyebut peristiwa yang terjadi di tiga TKP merupakan rangkaian dari awalnya suatu permasalahan sehingga terjadi saling serang.
Nana Sudjana menjelaskan kronologi kejadian tersebut berawal dari kampus UIM pada Jumat (26/11/2021).
Awalnya, kata Nana Sudjana, pelaku MAM dan beberapa rekannya mendatangi Sekretariat BEM Fakultas Pertanian UIM untuk meminta nama-nama mahasiswa baru yang berasal dari Luwu. Namun, permintaan mereka tidak diberikan karena pihak BEM pertanian meminta dibuatkan surat tertulis terlebih dahulu.
Baca Juga : Wakapolres Wajo Periksa Kondisi Ruangan Tahanan
"Saat itu ketika yang bersangkutan minta data itu sempat terjadi perang mulut kemudian mereka kembali," kata Nana Sudjana, Selasa (7/12/2021) di Mapolrestabes Makassar.
Lanjut Nana Sudjana mengatakan bahwa ketika anak-anak dari IPMIL kembali dan menemui rekan-rekannya, kemudian malamnya mereka langsung mendatangi Sekretariat BEM Fakultas Pertanian UIM dan melakukan penganiayaan kepada ketua BEM yang saat itu berada di lokasi tersebut dengan beberapa rekannya.
"Hal itu membuat ketua BEM yang bernama Arham mengalami luka-luka akibat sabetan badik yang menyebabkan tangan kanan maupun kiri hampir putus," ujar Nana Sudjana.
Baca Juga : Ribuan Warga Barru Antusias Ikuti Bakti Sosial Kapolda Sulsel
Setelah melakukan penganiayaan, para pelaku langsung melarikan diri ataupun kembali ke asramanya.
Kemudian setelah itu, kata Nana Sudjana, karena adanya rasa sakit hati sehingga menimbulkan rasa dendam akibat rekannya dianiaya di Fakultas Pertanian UIM, rekan korban yang berasal dari Bone ini kemudian berkumpul untuk melakukan penyerangan ke asrama IPMIL.
"Ada sekitar 21 orang melakukan penyerangan ke asrama IPMIL pada hari Minggu sekitar pukul 02.30 Wita," ucap Nana Sudjana.
Baca Juga : Polda Sulsel: Butuh Kerja Sama Semua Pihak Awasi Distribusi Produk Energi Subsidi
Dalam penyerangan tersebut mengakibatkan satu orang korban atas nama Muhammad Said yang merupakan mahasiswa mengalami luka-luka pada tangan kiri terputus kemudian terdapat luka robek pada bagian kepala belakang.
Lanjut Nana Sudjana menjelaskan, karena adanya penyerangan di asrama IPMIL, kejadian tersebut kemudian berlanjut dan pada hari itu juga, yang sekitar pukul 05.00 Wita mahasiswa dari IPMIL melakukan penyerangan di asrama KEPMI Bone. Akan tetapi, saat itu ketika dilakukan penyerangan asrama dalam keadaan kosong.
"Ada sekitar 40 orang yang melakukan penyerangan mereka melakukan pembakaran kemudian melakukan pengrusakan terhadap barang barang yang ada di sana, tidak ditemukan korban jiwa," ujar Nana Sudjana.
Baca Juga : Perkuat Kolaborasi, Pimpinan Unismuh Beraudiensi dengan Kapolda Sulsel
Nana Sudjana juga membeberkan bahwa bukan hanya tujuh orang terduga pelaku, tetapi masih ada beberapa pelaku yang saat ini masih terus dilakukan pengejaran.
"Para pelaku tersebut nama-namanya sudah kami kantongi kebetulan merupakan keterangan dari para pelaku yang sudah kami tangkap," tutur Nana Sudjana.