Oleh: Subhan Yusuf
JARUM jam menunjuk angka 22.00 wita. Bertempat di sebuah kafe. Di bilangan Toddopuli, Makassar. Belum lama ini.
Wajah Sang Menteri terlihat capek. Maklum, pagi sampai malam, aktivitas tak pernah berhenti. Termasuk, ketika pagi hari itu, mendampingi Presiden Jokowi di Jeneponto.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
Demi menjaga silaturahim, Sang Menteri tetap meluangkan waktu menemui beberapa sahabat. Tentu saja, seperti biasa, menjaga prokes. Sambil ngopi. Juga, berbincang banyak hal.
Malam itu, Mentan Syahrul sempat berkisah masa lalunya. Menerawang masa remaja. Masa penuh dengan gejolak kawula muda.
Karier Syahrul YL
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
Syahrul Yasin Limpo, memang dikenal sebagai sosok pamong sejati. Mungkin semua sudah tahu itu.
Syahrul yang memulai karier dari pegawai negeri sipil (PNS) biasa. Terkadang disuruh atasannya untuk jadi sopir. Namun, dewi fortuna selalu bersama SYL. Kariernya, begitu cemerlang.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
Merunut catatan karier PNS-nya, mungkin sangat jarang orang yang bisa menyamai perjalanan karier Sang Komandan, --demikian SYL juga akrab disapa. Coba kita lihat.
Memulai karier pegawai biasa. Kemudian jadi kepala desa. Setelah itu jadi lurah. Lanjut sekretaris kecamatan (sekcam). Naik lagi menjadi camat. Saat camat dan kepala desa, SYL telah menorehkan prestasi sebagai camat teladan tingkat nasional.
Kariernya terus bersinar. Syahrul kemudian menjadi Kabiro Humas Pemprov Sulsel. Di mata wartawan, SYL adalah sosok yang begitu menyenangkan. Dia adalah news maker. Jadi, jika ada berita terkait SYL berselisih dengan wartawan, --apalagi mengusir wartawan-- keabsahannya, perlu dipertanyakan.
Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel
Selalu berprestasi, Syahrul dipercaya jadi sekda. Dan, selanjutnya menjadi bupati Gowa dua periode.
Selepas bupati sepuluh tahun, Syahrul menjabat wakil gubernur selama satu periode. Dan, kemudian terpilih sebagai gubernur Sulsel dua periode. Itu berarti, sepuluh tahun.
Dan, pada masa pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, Syahrul diangkat jadi Menteri Pertanian RI. Itu sampai sekarang.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
'Nakal' Saat Remaja
Syahrul remaja selalu tampil terdepan. Sejak masa remaja itu, Syahrul memang sudah menjadi pemimpin. Termasuk, 'bos' saat berkelahi. Bahkan, Syahrul menjadi bos pelindung bagi orang-orang yang dipukuli preman-preman, kala itu.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
Tak ayal, Syahrul pernah ditikam. Diparangi. Bahkan, pernah ditabrak mobil sampai koma. Soal kabar ini, banyak yang mengisahkan kalau ketika itu, Syahrul sudah ditangisi karena sempat tidak bernapas lagi. Mati suri.
Menariknya, Syahrul hapal betul siapa yang menikamnya. Memaranginya. Bahkan, semua kejadian yang pernah dialaminya. "Itu waktu saya ditikam sama..., ini bekasnya," katanya, sambil memperlihatkan bekas lukanya.
"Waktu diparangi sama..., masih ada lukanya juga. Tapi, kuasa Tuhan memang betul-betul ada dan luar biasa," katanya, seraya tiada henti mengucap syukur.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
Naik Kelas Sendiri
Label nakal, memang sudah melekat pada diri Syahrul saat remaja. Saking nakalnya, semua bangku sekolah dinaikkan di atas plafon. Tujuannya, biar tidak ada kursi. Dan, guru tidak mengajar.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
Di sini, ada kisah lucu terjadi. Menurut Syahrul, ketika kenaikan kelas dua ke kelas tiga SMA, guru tidak memberikan kepastian. Syahrul naik kelas atau tidak. Melihat itu, pas sekolah dimulai, Syahrul langsung masuk ke kelas tiga.
"Saya tidak tahu saat itu. Naik atau tidak saya ini. Jadi, saya putuskan naik kelas sendiri," kata Syahrul dengan gaya khasnya sambil tertawa. Dan, lucunya lagi, gurunya pun tetap mengakui Syahrul naik. Dan, tetap mengikuti pelajaran di kelas tiga.
Karena, bicara cerdas, tidak ada yang bisa menafikan fakta kecerdasan sosok Syahrul. Hanya saja, kenakalannya, juga fakta lain yang tak bisa terbantahkan.
Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu
Sampai akhirnya, ungkap Syahrul, ada seorang teman kelasnya. Perempuan asal Tana Toraja. "Dia banyak menasihati saya. Dan, akhirnya saya belajar keras dan lulus masuk Unhas, Fakultas Hukum," tambahnya, mengenang (baca juga buku SYL Undercover, Red).
Apa mimpi SYL saat menjadi menteri? Lalu, seperti apa langkah SYL setelah menjadi menteri (Bersambung)