RAKYATKU.COM - Barbados, negeri di Karibia, akhirnya punya presiden sendiri setelah hampir 55 tahun merdeka.
Sandra Mason terpilih sebagai presiden, yang selama ini dijabat oleh Ratu Elizabeth dari Inggris. Ia menjadi kepala negara dalam sebuah langkah menentukan untuk menghapus masa lalu kolonial pulau Karibia itu.
Mason terpilih pada Rabu malam (20/10/2021), dengan meraih 2/3 suara dari sesi gabungan Dewan Majelis dan Senat negara itu. Ini menjadi tonggak sejarah, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, dalam "jalan menuju republik".
Baca Juga : Pemakaman Ratu Elizabeth II Ditetapkan Jadi Hari Libur Nasional Inggris
Mason (72) akan dilantik pada 30 November, bersamaan dengan peringatan 55 tahun kemerdekaan negara itu dari Inggris. Ahli hukum ini menjadi gubernur jenderal pulau itu sejak 2018 dan wanita pertama yang melayani di Pengadilan Banding Barbados.
Perdana Menteri Barbados, Mia Mottley, menyebut pemilihan presiden sebagai “momen penting” dalam perjalanan negara itu.
“Kami baru saja memilih dari antara kami seorang wanita yang unik dan penuh semangat Barbadian, tidak berpura-pura menjadi apa pun [dan] mencerminkan nilai-nilai siapa kami,” kata Mottley setelah pemilihan Mason.
Baca Juga : Kerajaan Inggris Mulai Masa Berkabung hingga Tujuh Hari setelah Pemakaman Ratu Elizabeth II
Wazim Mowla dari lembaga pemikir Dewan Atlantik mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pemilihan itu dapat menguntungkan Barbados baik di dalam maupun di luar negeri.
Langkah ini membuat Barbados, sebuah negara berkembang kecil, menjadi pemain yang lebih sah dalam politik global, kata Mowla, tetapi juga dapat berfungsi sebagai “langkah pemersatu dan nasionalisme” yang dapat menguntungkan kepemimpinannya saat ini di dalam negeri.
“Pemimpin Karibia lain dan warganya kemungkinan akan memuji langkah itu, tetapi saya tidak melihat negara lain akan mengikutinya,” tambah Mowla. “Langkah ini akan selalu dipertimbangkan hanya jika itu demi kepentingan terbaik masing-masing negara.”
Baca Juga : Ratu Elizabeth II Tidak Hadiri "Remembrance Day" gara-gara Punggung Terkilir
Mottley mengatakan keputusan negara itu untuk menjadi republik bukanlah kutukan atas masa lalu.
"Kami berharap dapat melanjutkan hubungan dengan Inggris," katanya.
Barbados dijajah Inggris pada 1625. Kadang-kadang disebut "Little England" karena kesetiaannya pada kebiasaan Inggris.
Baca Juga : Dokumen Prosesi Pemakaman Bocor, Ratu Elizabeth II Akan Dimakamkan 10 Hari Setelah Meninggal
Negeri ini adalah tujuan wisata populer. Sebelum pandemi COVID-19, lebih dari satu juta turis mengunjungi pantainya yang indah dan perairannya yang jernih setiap tahun.
Pulau paling timur Karibia ini juga terkenal sebagai tempat kelahiran penyanyi superstar Rihanna, yang merupakan duta Barbados untuk mempromosikan pendidikan, pariwisata, dan investasi.
Sumber: Al Jazeera, Reuters