Senin, 27 September 2021 23:23

Warganet Harus Mampu Memilah dan Memilih Informasi yang Tidak Membahayakan Persatuan Bangsa

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Warganet Harus Mampu Memilah dan Memilih Informasi yang Tidak Membahayakan Persatuan Bangsa

Beberapa contoh konten positif di media sosial, misalnya menyajikan informasi yang menyejukkan demi memperkuat persatuan, toleransi, dan berupaya membumikan Pancasila.

RAKYATKU.COM, PARIGI - Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual, Senin (27/9/2021), di Parigi, Sulawesi Tengah.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan webinar dengan tema “Dakwah Ramah Perkuat Semangat Kebangsaan” ini dihadiri oleh 551 peserta dari berbagai kalangan.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, Project Coordinator Indonesia Knowledge Hub, Khelmi K Pribadi; narablog gaya hidup, Askriputri Hirlia Primasari; Kepala Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Badan Kesbangpol Kota Palu, Muhammad Iqbal; serta Peace Gen Sulawesi Tengah, Multazam. Sedangkan moderator yaitu Richrad Lioe dari KataData. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Baca Juga : Begini Penjelasan Kadiskominfo Makassar Soal Literasi Digital

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, hadir sebagai pemateri pertama adalah Khelmi K Pribadi dengan paparan bertema “Pentingnya Konten Positif di Internet”.

Menurut Khelmi, beberapa contoh konten positif di media sosial, misalnya menyajikan informasi yang menyejukkan demi memperkuat persatuan, toleransi, dan berupaya membumikan Pancasila. Warganet yang menemukan konten negatif berupa ujaran kebencian, berita hoaks, atau pornografi dapat mengadukannya ke lembaga terkait, salah satunya ke aduankonten.id.

"Narasi kebencian mesti dilawan dengan narasi perdamaian. Melalui itu, citra positif akan terbangun sebagai bagian dari kampanye positif," tuturnya.

Baca Juga : Kreatif Berjualan di Lokapasar

Selanjutnya, Askariputri menyampaikan paparan berjudul “Bijak di Kolom Komentar”. Ia mengatakan, sejumlah keadaan yang mendorong warganet berkomentar negatif, antara lain merasa superior, frustrasi atau iri, mencari perhatian, berlindung di akun palsu, atau ingin mengadu domba.
Langkah-langkah agar dapat bijak berkomentar, antara lain menggunakan bahasa yang sopan, memahami isi unggahan, tidak menyinggung SARA, menghindari menyerang pribadi, atau tidak berkomentar dalam keadaan emosi. "Sebelum berkomentar, lewati dulu tiga tahap, apakah itu benar, apakah itu perlu, apakah itu baik," imbuh dia.

Pemateri ketiga, Muhammad Iqbal, memaparkan materi bertema “Digital Culture Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan”. Menurut dia, tantangan literasi digital yang perlu ditanggulangi masyarakat Indonesia adalah arus informasi yang masuk di internet, banyaknya konten negatif seperti pornografi, dan ujaran kebencian.

"Kecakapan literasi digital membuat masyarakat mampu memilah dan memilih informasi apa yang harus dibaca. Jangan sampai justru konten negatif yang diambil lalu disebarkan ke temen-teman yang lain," katanya.

Baca Juga : Produktif di Era Internet, Manfaatkan Platform Digital untuk Tingkatkan Pemasaran

Adapun Multazam, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Tips dan Pentingnya Internet Sehat”. Ia mengatakan, kiat internet sehat contohnya adalah melindungi data pribadi, membuat kata sandi yang kuat sekaligus rutin mengubahnya, berhati-hati dalam membuka tautan, membersihkan jejak history atau jejak digital, dan menghindari Wi-Fi publik. "Biasakan log out akun, khususnya untuk platform media sosial ketika perangkat selesai digunakan," pesan dia.

Selanjutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut meriah oleh para peserta. Selain bisa bertanya langsung kepada para narasumber, peserta juga berkesempatan memperoleh uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Samsul Bahri, salah seorang peserta webinar, bertanya tentang cara menanggapi teman atau kerabat di media sosial yang anti Pancasila. Menanggapi hal tersebut, Muhammad Iqbal menyarankan untuk melakukan pendekatan persuasif dengan memberikan pemahaman agar tidak berkomentar yang menyerang Pancasila.

Baca Juga : Dampingi Anak Berinternet, Ajarkan Kewaspadaan di Dunia Maya

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

#Literasi Digital Sulawesi