Kamis, 23 September 2021 23:40

Hindari Konten Bajakan, Dukung dan Hargai Pembuat Karya yang Asli

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Hindari Konten Bajakan, Dukung dan Hargai Pembuat Karya yang Asli

Beberapa hal yang jadi pembahasan adalah menghargai hasil karya orang lain, berhati-hati dalam penyampaian data privasi, menghindari perselisihan, tidak menduplikasi atau membajak karya orang lain untuk kepentingan pribadi, dan tidak membagikan informasi yang belum valid.

RAKYATKU.COM, MANADO - Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual, Kamis (23/9/2021), di Kota Manado, Sulawesi Utara.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema saat ini adalah “Posting Konten? Hargai Karya Orang Lain”. Kegiatan webinar yang diadakan secara gratis ini dihadiri oleh 686 peserta dari berbagai kalangan.

Empat orang narasumber tampil dalam webinar kali ini. Masing-masing yakni, Startup Ecosystem Builder, Patrice Sagay; Cameo Project, Steve Pattinama; Co Founder Pijar Manado, Maria Silangen; dan Creative Lead Satu Tampa, Leyne Sagay. Adapun moderator yaitu Artha Senna. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.

Baca Juga : Begini Penjelasan Kadiskominfo Makassar Soal Literasi Digital

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Hadir berikutnya adalah Patrice Sagay sebagai pemateri pertama dengan paparan bertema “Mengenal Macam-Macam Aplikasi Percakapan, Perbedaan, dan Fitur-Fiturnya”.

Menurut Patrice, sejumlah aplikasi percakapan yang populer digunakan warganet antara lain WhatsApp, Messenger, dan Telegram dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. "Jejak digital akan berbahaya atau merugikan apabila bertentangan dengan nilai sosial, sehingga perhatikan data atau informasi yang ditinggalkan di dunia maya," tuturnya.

Selanjutnya, Steve Pattinama menyampaikan paparan berjudul “Etika Menghargai Karya atau Konten Orang lain di Media Sosial”. Ia mengatakan, etika berinternet atau netiket merupakan adab pergaulan di dunia maya.

Baca Juga : Kreatif Berjualan di Lokapasar

Beberapa contohnya, menghargai hasil karya orang lain, berhati-hati dalam penyampaian data privasi, menghindari perselisihan, tidak menduplikasi atau membajak karya orang lain untuk kepentingan pribadi, dan tidak membagikan informasi yang belum valid. "Hargai karya orang lain dengan tidak menikmati hasil karya bajakan," katanya.

Pemateri ketiga, Maria Silangen, memaparkan materi bertema “Bagaimana Memahami Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital”. Menurut dia, pelanggaran UU ITE terus meningkat. Adapun kasus yang dominan meliputi pencemaran nama baik, ujaran kebencian, dan berita bohong atau hoaks.
Oleh karena itu, sebaiknya warganet membagikan konten-konten yang positif seperti yang memberikan inspirasi, menghibur, edukatif, dan informasi yang akurat. "Hindari posting atau berkomentar ketika sedang emosi," imbuhnya.

Adapun Leyne Sagay, sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Lindungi Karya dengan Hak Cipta”. Ia mengatakan, sejumlah langkah yang dapat dilakukan sebagai bentuk perlindungan karya pribadi, antara lain menggunakan watermark dan mendaftarkannya sebagai hak kekayaan intelektual (HAKI).

Baca Juga : Produktif di Era Internet, Manfaatkan Platform Digital untuk Tingkatkan Pemasaran

Sementara, payung hukumnya dituangkan dalam UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. "Internet memang memberikan peluang untuk memperkenalkan karya, tetapi juga memberi peluang untuk menduplikasi," jelas dia.

Selanjutnya, Artha Senna selaku moderator memandu sesi tanya jawab yang disambut hangat oleh peserta. Dalam kesempatan tersebut, peserta dipersilahkan mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Sepuluh penanya beruntung berhak mendapatkan hadiah berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 dari panitia.

Salah seorang peserta, Wahono Sukarjodi, bertanya tentang fenomena banyaknya dukungan untuk konten negatif daripada konten positif di media sosial. Menanggapi hal tersebut, Steve Pattinama mengatakan, warganet harus tetap percaya bahwa masih banyak pendukung konten positif. Salah satunya dengan turut menyebarluaskan sesuatu yang positif di sekitar kita.

Baca Juga : Dampingi Anak Berinternet, Ajarkan Kewaspadaan di Dunia Maya

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

#Literasi Digital Sulawesi