Selasa, 17 Agustus 2021 08:01

Sering Iktikaf di Akhir Ramadan, Bupati Wajo Letakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid Ahmad Shubban

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sering Iktikaf di Akhir Ramadan, Bupati Wajo Letakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid Ahmad Shubban

Amran pun berharap Masjid Ahmad Shubban ini bisa cepat selesai untuk ditempati beribadah. Masjid Ahmad Shubban ini sangat ramai jemaah dari luar terutama akhir Ramadan.

RAKYATKU.COM,WAJO - Bupati Wajo, Amran Mahmud mengapresiasi pembangunan Masjid Ahmad Shubban.

Masjid milik Wahdah Islamiyah itu tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga menjadi pusat pengkajian ilmu.

Amran menghadiri peletakan batu pertama pencanangan bangunan masjid, Senin (16/8/2021). Bupati yang terkenal merakyat itu pun turut meletakkan fondasi awal.

Baca Juga : Propam Polda Lakukan Penegakan Ketertiban dan Disiplin di Polres Wajo

"Saya sangat mensupport baik pribadi maupun kelembagaan. Berharap Masjid Ahmad Shubban ini bisa berdiri megah sebagai tempat ibadah," ujarnya.

Amran pun berharap Masjid Ahmad Shubban ini bisa cepat selesai untuk ditempati beribadah. Masjid Ahmad Shubban ini sangat ramai jemaah dari luar terutama akhir Ramadan.

"Saya biasa di masjid ini iktikaf di akhir Ramadan," ujarnya.

Baca Juga : Kasat Narkoba Polres Wajo Berganti, Kini Dijabat AKP Prawira Wardany

Dia pun mengajak para dermawan untuk membatu pembangunan Masjid Ahmad Shubban.

"Saya mulai dengan bantuan 100 sak semen. Mari kita bersama-sama membantu pembangunan masjid ini. Kalau kita bersama-sama semuanya mudah," ajaknya.

Amran menambahkan, pembangunan Masjid Ahmad Shubban sesuai dengan program Pemda Wajo yakni gerakan masjid cantik atau gemantik. "Masjid-masjid harus berbenah untuk mencapai standar," ungkapnya.

Baca Juga : Sejumlah Perwira Masuki Purna Bakti, Kapolres Wajo Menyampaikan Apresiasi

Turut hadir anggota Ketua Komisi I DPRD Wajo Andi Mappasessu; Camat Tempe Supardi; dan Lurah Pattirosompe, Andi Bau Salman.

 

Penulis : Abd Rasyid. MS
#pemkab wajo #Masjid Ahmad Shubban