RAKYATKU.COM -- Setelah melakukan pelatihan dan penyuluhan tentang budi daya ikan air tawar dengan sistem bioflok kepada warga Desa Pekorea Kecamatan Aere Kolaka Timur, Kepala UPTD Budi Daya Perikanan Kabupaten Koltim Hasbi Tampi mengajak warga untuk langsung turun ke lapangan praktik.
Hasbi Tampi menjelaskan cara pembuatan bioflok dan bahan dasarnya. Pembuatan bioflok menggunakan wiremesh, terpal berbahan elastis sehingga bisa bertahan lama hingga lima tahun jika perawatannya terus dijaga.
"Ukuran bioflok 12×14 meter. Kalau untuk pelihara ikan maksimal empat ton airnya karena diameternya 2,5 meter. Sementara yang akan kita budi daya ikan nila dulu. Awalnya ikan lele tapi wadahnya agak sempit kalau ikan lele ditebar agak padat takut perkembangannya tidak maksimal," terangnya.
Baca Juga : Bupati Kolaka Timur Resmikan Tiga Proyek Karya TMMD Ke-111 yang Jadi Kebanggaan Warga
"Untuk tahap awal kita akan buat 10 bioflok yang akan diisi jenis ikan nila. Nanti selanjutnya kepala desa dapat mengajak warga untuk membuat bioflok lagi untuk ikan lele karena sudah mengerti cara pembuatan dan pemeliharaannya," lanjut Hasbi Tampi.
Kepala Desa Pekorea, Cahaya mengatakan budi daya ikan air tawar menggunakan sistem bioflok merupakan hal baru di desanya.
Masyarakat jika ingin mengonsumsi ikan khususnya ikan air tawar harus membeli ke pasar yang jaraknya cukup jauh dari desa.
Baca Juga : Gereja Weare Jadi Fasilitas Fisik Terakhir yang Dirampungkan TMMD Koltim
"Proyek ini merupakan proyek percontohan. Untuk itu, bioflok nantinya harus dijaga dan dirawat oleh petugas khusus. Sehingga hasil panennya bisa maksimal yang akan dikonsumsi bersama-sama dan bisa dijual juga," ujar Cahaya.