RAKYATKU.COM - Sebuah desa yang bernama Las Salinas di Republik Dominika, merebak fenomena langka yang mengubah kelamin sejumlah gadisnya, menjadi laki-laki saat akan menginjak masa pubertas.
Tiap satu dari 90 gadis belia di Las Salinas, Baranoha, Republik Dominika, dikatakan mengalami kelainan genetik langka saat berusia 12 tahun.
Gadis-gadis tersebut memang lahir dan sempat tumbuh sebagai orang-orang yang berkelamin perempuan. Namun, ketika menginjak usia 12 tahun, yakni masa pubertas, tumbuh alat kelamin laki-laki pada bagian tubuh si gadis yang awalnya menjadi tempat alat kelamin perempuannya muncul.
Gadis-gadis itu kemudian berakhir tumbuh sebagai laki-laki setelah masa pubertas.
Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal
Fenomena aneh dan langka ini, sudah terjadi sejak generasi-generasi sebelumnya dan merebak di desa tersebut. Bahkan, masyarakat setempat punya sebutan tersendiri untuk gadis-gadis tersebut, yaitu "guevedoces", alias perempuan-perempuan yang tumbuh penis di usia 12 tahun.
Fenomena tersebut juga membuat Republik Dominika mengakui tiga kategori jenis kelamin, yakni laki-laki, perempuan, dan pseudohermafrodit (kondisi tubuh berkelamin ganda).
Johnny, seorang guevedoce yang sebelumnya sempat dikenal sebagai seorang gadis bernama Felicita, menceritakan pengalaman hidupnya sebelum berubah menjadi seorang laki-laki.
Baca Juga : Wanita Ini Cek Rekening Bank Setelah 60 Tahun, Perubahan Saldonya Bikin Kaget
Menurut penelitian, kelainan genetik langka ini disebabkan adanya enzim yang hilang dan menghambat produksi hormon laki-laki secara spesifik saat janin masih dalam kandungan. Hal itu membuat bayi yang seharusnya terlahir sebagai laki-laki malah tampak seperti perempuan.
Lantaran alat kelamin laki-lakinya tak muncul seperti yang semestinya. Saat menginjak masa pubertas, alat kelamin laki-lakinya baru muncul atas meningkatnya produksi testosteron. Tak hanya di Republik Dominika, kasus pseudohermafrodit yang serupa juga terjadi di kalangan warga suku Sambia di Papua Nugini.
Namun, tak seperti di Republik Dominika yang justru menerima baik fenomena tersebut, di Papua Nugini justru orang-orang yang mengalami itu dikucilkan dan diasingkan karena dianggap aib.
Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor
Sumber: anehdidunia.com