RAKYATKU.COM, JENEPONTO - Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar membuka secara resmi kegiatan Aksi III rembuk stunting di gedung Kalabbirang, Rujab Bupati Jeneponto, Rabu, (30/6/2021).
Diperkirakan sekitar tiga dari 10 anak, atau sekitar 30,8 persen anak-anak Indonesia mengalami stunting.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, bahwa stunting adalah ketidakmampuan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal akibat status gizi yang buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tak mencukupi.
Baca Juga : Pemkab Jeneponto dan PLN Punagaya Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbangda) Sulawesi Selatan, Dr Andy menyebut, implikasi dari kekerdilan bukan hanya berkaitan dengan tinggi badan anak saja.
Tetapi kata dia, Stunting dapat memengaruhi banyak aspek yang bisa memberi dampak jangka panjang bagi kualitas hidup anak di kemudian hari. Beberapa di antaranya adalah skor IQ yang lebih rendah sekitar 6-11 poin, dan risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit tidak menular.
"Selain menghambat tumbuh kembang anak dan rentan terhadap penyakit, stunting juga mempengaruhi perkembangan otak yang membuat tingkat kecerdasan anak tidak maksimal," terang Andy.
Baca Juga : Membumikan Semangat Cinta Qur'an, Kabupaten Jeneponto Sukses Tuntaskan Program 1000 Hafidz
Dia menambahkan, stunting pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional.
"Perbandingan tinggi badan terhadap usia seringkali menjadi acuan untuk menentukan apakah seorang anak mengalami kekerdilan atau tidak," ujarnya.
Baca Juga : Bupati Jeneponto Hadiri Rakornas Investasi 2023
Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar didampingi ketua Tim Penggerak PKK, Hamsiah Iksan menyebut, kegiatan rembuk stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan permasalahan yang ada.
Rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan intervensi penurunan Stunting yang dilakukan bersama-sama antara Perangkat Daerah (PD), penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non pemerintah dalam Upaya percepatan pencegahan stunting.
"Saya berharap Output dari kegiatan rembuk Stunting ini dapat melahirkan Komitmen bersama penurunan stunting khususnya di 20 desa/kelurahan yang menjadi lokus," ujar Iksan Iskandar.
Baca Juga : Bupati Jeneponto Melantik Pejabat Struktural
Mantan Sekda ini menambahkan, perlunya rencana kegiatan intervensi gizi yang terintegrasi terhadap penurunan stunting disepakati oleh lintas sektor dan dimuat dalam RKPD/Rencana kerja perangkat daerah.
"Hasil kegiatan Rembuk Stunting ini menjadi dasar gerakan penurunan stunting melalui integrasi program/kegiatan yang dilakukan antar perangkat daerah, sebagai penanggung jawab layanan dan partisipasi masyarakat," urainya.
Turut hadir Duta Stunting Hj. Hamsiah Iksan, ketua komisi IV DPRD H. Kaharuddin, kepala Bappeda Jeneponto H. Masri, Sekretaris Dinas Kesehatan, kepala puskesmas, serta ketua Tim penggerak PKK kecamatan dan desa se-Kabupaten Jeneponto.