RAKYATKU.COM - Bocah 14 tahun bernama Jackson Oswalt sudah mulai merakit reaktor nuklir" href="https://rakyatku.com/tag/nuklir">nuklir secara swadaya saat dia masih 12 tahun.
Dia membangun reaktor nuklir" href="https://rakyatku.com/tag/senjata-nuklir">nuklir ini bermula, ketika dia melihat pemberitaan mengenai seseorang bernama Taylor Wilson. Wilson adalah seorang remaja yang pada usia 14 tahun merakit reaktor fusi nuklir di garasi rumahnya kawasan Reno, Nevada.
Ini menjadikannya sebagai orang termuda yang menguasai teknologi fusi nuklir. Kini, Wilson sudah berusia 24 tahun dan menjadi peneliti yang ingin membuat fusi nuklir menjadi lebih efisien.
Baca Juga : Rusia: Tidak Perlu Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
Hal inilah yang membuat Oswalt tertarik dan mulai bereksperimen pada usia 12 tahun. Pertama-tama, Oswalt mempersiapkan kondisi fusi nuklir dimana atom dihancurkan bersamaan untuk menghasilkan energi.
Keuntungan dari reaksi fusi ketimbang fisi nuklir adalah, fusi nuklir tidak memiliki risiko kehancuran dan jumlah limbah radioaktifnya juga jauh lebih sedikit.
Namun, untuk mencapai fusi, harus menghasilkan 100 juta derajat Celcius, sebuah kondisi yang mengeluarkan energi lebih besar daripada energi yang dihasilkan.
Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal
Selama bertahun-tahun, ilmuwan belum berhasil mengakali hal ini. Untuk itu, Oswalt tertantang untuk memecahkan masalah tersebut. Dia menghabiskan waktu mempelajari teori fusi nuklir, dan bahan-bahan dasarnya.
Hal ini didukung karena sejak masih kecil, Oswalt terbiasa merakit berbagai benda di toko kayu kakeknya. Oswalt mendalami laporan para peneliti tentang cara membangun reaktor dan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun reaktor nuklir seharga Rp143 juta.
Beruntungnya, orangtua Oswalt mendukung aksinya ini, meskipun mereka tahu yang dibangun adalah reaktor nuklir.
Baca Juga : Ukraina: Rusia Menyimpan Senjata di Pembangkit Nuklir
"Berbeda dari Jackson, fusi nuklir tidak terlalu menarik perhatian saya. Setidaknya saya sebagai orang tua merasa bangga melihat semangatnya." kata ayahnya, Chris Oswalt, dikutip dari keepo.me.
Oswalt mengubah ruang bermainnya menjadi laboratorium mini, dan bereksperimen dengan berbagai benda. Kegagalan tentu saja ada, tapi Oswalt tak menyerah dan terus mencoba sampai mencapai hasil yang diinginkan.
Tapi, orangtuanya sempat khawatir karena anaknya berurusan dengan listrik berkekuatan 50.000 volt dan bahan radioaktif. Oleh karena itu mereka berkonsultasi dengan guru Fisika Oswalt.
Baca Juga : Rusia Tegaskan Tak Akan Bergabung dengan Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir
Mereka juga meminta bantuan dari para peneliti dari St. Jude Children’s Research Hospital di Memphis untuk mengajarkan cara melindungi diri dari radiasi.
Setelah semua rampung, Richard Hull, administrator fusor.net yang merupakan pensiunan insinyur elektronik memeriksa hasil karya Oswalt, dan tercengang dengan hasilnya.
Dia mengatakan kalau Oswalt baru saja menjadi orang termuda di dunia yang mencapai tahap fusi nuklir, dengan peralatan seadanya. Namun, Oswalt tak mau berpuas diri. Baginya, pencapaian ini hanyalah batu loncatan saja.
Baca Juga : Rusia Ancam Lenyapkan Polandia
Kini, dia ingin merakit reaktor lain yang memakai metode tokamak bulat, yang memerangkap energi secara berbeda dari reaktor yang sudah dia rakit.
Cita-citanya adalah menjadi fisikawan nuklir yang mampu membuat reaktor fusi nuklir yang efisien. Pengalamannya semasa kecil diyakini akan membuatnya mencapai hal tersebut.
Selain itu, Oswalt juga akan mendirikan organisasi untuk mendanai anak-anak yang ingin melakukan proyek nuklir atau rekayasa teknologi lain sepertinya.
Baca Juga : Rusia Ancam Lenyapkan Polandia
"Saya menyadari apa yang anak seusia saya pikir mustahil sebenarnya bisa saja terjadi," katanya.
"Anak-anak mencakup sebagian besar populasi di berbagai negara, dan beberapa dari mereka punya ide-ide hebat. Sayang sekali kalau idenya tidak tersalurkan." ujar Oswalt.