RAKYATKU.COM - Seorang terjun payung masuk stadion" href="https://rakyatku.com/tag/terjun-payung">penerjun payung masuk stadion sebelum laga Jerman melawan Prancis. Ternyata, penerjun payung itu nyaris saja ditembak mati sniper" href="https://rakyatku.com/tag/sniper">sniper.
Dia merupakan pengunjuk rasa dengan parasut berlogo Greenpeace. Penerjun payung itu melakukan pendaratan darurat. Dua orang terluka akibat aksi penerjun payung tersebut.
Aktivis lingkungan itu menggunakan paraglider bermotor yang terpasang di punggung. Sayangnya, ia kehilangan kendali dan menabrak kabel kamera yang dipasang di atap stadion.
Baca Juga : Viral, Parasut Tak Mengembang Penerjun Jatuh di Maros
Parasut itu langsung meluncur di atas kepala penonton dan mendarat di lapangan dan tribun utama, nyaris melukai pelatih Prancis Didier Deschamps. Juru bicara Kanselir Jerman mengecam aksi Greenpeace.
"Ini adalah tindakan tidak bertanggung jawab yang menempatkan orang dalam bahaya besar," kata Steffen Seibert dikutip dari suara.com.
Juru bicara Greenpeace Benjamin Stephan meminta maaf atas protes yang gagal dan cedera yang ditimbulkan.
Baca Juga : WHO: Kasus Covid-19 di Eropa Tinggi Akibat Kerumunan Penonton Euro 2020
“Paraglider itu tidak mau masuk ke stadion kemarin. Pilot ingin terbang di atas stadion sambil menjaga jarak aman dan membiarkan balon melayang ke stadion dengan pesan kepada Volkswagen."
Volkswagen adalah sponsor utama dan Greenpeace meminta agar mereka keluar dari produksi diesel dan bensin yang merusak iklim.
"Dan ada masalah teknis selama penerbangan - throttle tangan dari motor para listrik gagal, dan karena tidak ada daya dorong lagi, glider tiba-tiba kehilangan ketinggian."
Baca Juga : Pulang Nonton Euro 2020, Ratusan Suporter Finlandia Positif Covid-19
Stephan mengatakan pilot tidak punya pilihan selain mendarat darurat di lapangan setelah menabrak kabel baja yang terpasang di atap stadion. Ia juga minta maaf pada pihak yang dirugikan.
Menteri Dalam Negeri Bavaria Joachim Herrmann mengatakan penembak jitu alias sniper telah mengincar sang penerjun payung.
“Karena logo Greenpeace, diputuskan untuk tidak melibatkan sniper. Jika polisi memiliki kesimpulan lain, seperti serangan teroris, maka pilot mungkin harus membayar tindakan itu dengan nyawanya.”