RAKYATKU.COM - Ali Akbar Mohtashamipour meninggal" href="https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Ali_Akbar_Mohtashamipur&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search">Ali Akbar Mohtashamipour, ulama syiah corona" href="https://rakyatku.com/tag/syiah">Syiah asal iran syiah" href="https://rakyatku.com/tag/iran">Iran yang membantu pembentukan kelompok militan hizbullah" href="https://rakyatku.com/tag/hizbullah">Hizbullah di Lebanon, dilaporkan meninggal dunia karena COVID-19.
Dilansir dari Associated Press, Rabu (9/6/2021), Mohtashamipour meninggal dunia dalam usia 74 tahun pada Senin (7/6/2021) waktu setempat.
Dia diketahui membantu pembentukan Hizbullah saat menjabat Duta Besar Iran untuk Suriah. Disebutkan pula, dia kehilangan tangan kanannya akibat bom buku yang didalangi Israel.
Baca Juga : Iran Berjanji Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel
Laporan kantor berita IRNA menyebut, Mohtashamipour meninggal di sebuah rumah sakit di Teheran bagian utara yang menjadi tempatnya dirawat setelah terinfeksi COVID-19.
Ulama yang selalu mengenakan sorban hitam dan mengidentifikasi dirinya dalam tradisi Syriah sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad Saw ini, diketahui sempat tinggal di Najaf, Irak, selama 10 tahun terakhir setelah terjadi sengketa pemilu di Iran.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memuji Mohtashamipour atas "jasa revolusionernya". Sementara, Presiden Iran, Hassan Rouhani, menyebut Mohtashamipour, "Mengabdikan hidupnya untuk memajukan gerakan Islam dan mewujudkan cita-cita revolusi."
Baca Juga : Timnas Indonesia Kalah Telak dari Iran, Shin Tae-yong: Pemain Sudah Bekerja Keras
Kepala otoritas kehakiman, Ebrahim Raisi, yang beraliran garis keras dan berpotensi unggul dalam pilpres iran pekan depan, juga menyampaikan belasungkawa.
"Almarhum merupakan salah satu pejuang suci dalam jalan menuju pembebasan Yerusalem dan salah satu pelopor dalam pertempuran melawan rezim Zionis," sebut Raisi seperti dilansir IRNA.