RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Abdul Hayat Gani menyebut, paradigma penanganan bencana di Indonesia telah mengalami perubahan. Dimana, dari responsif menjadi preventif, sektoral menjadi multisektoral. Perubahan paradigma ini membutuhkan komitmen dari para pemimpin daerah.
"Perubahan paradigma ini, membutuhkan komitmen leaders. Menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan daerah," kata Abdul Hayat, saat membuka Sosialisasi Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) Tahun 2020-2044 dan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) Tahun 2020-2024 Tahun Anggaran 2021, yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, di Hotel Maxone, Kamis (27/5/2021).
Abdul Hayat menjelaskan, RIPB dan Renas PB ini penting untuk diintegrasikan dalam mendukung pembangunan nasional. Berbagai kejadian bencana baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Untuk itu, BPBD Sulsel berkewajiban untuk mensosialisasikan secara luas kepada pihak diantaranya, pemerintah kabupaten/kota, instansi lintas sektor, TNI/Polri, Basarnas, dan stakeholder terkait dan unsur yang berkaitan dengan kebencanaan.
Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan
"Kami berharap agar sinkronisasi program dan kegiatan dalam hal penanggulangan bencana antara pemerintah kabupaten/kota se-Sulsel, pemprov dan pemerintah pusat, dapat kita wujudkan secara bersama. Sehingga, terjalin sinergitas yang kuat antara seluruh unsur yang terlibat dalam urusan penanggulangan bencana," jelasnya.
Hadir dalam kegiatan ini, Sekretaris BPBD Nuryadin, narasumber Asri Jaya, Pamen Koops AU II Makassar Letkol Mohammad Khosin, Kepala Binpot Dirga Lanud Hasanuddin Letkol Baharuddin, Danyon Brimob Polda Sulsel AKBP Darminto, Kepala BPBD se-Sulsel.