Senin, 24 Mei 2021 13:06

Sektor Pertanian Tumbuh Positif, Stok Aman di Atas Standar FAO

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Angka surplus beras melebihi rekomendasi FAO AMIS (Agricultural Market Information System) yang menjadi acuan perhitungan stok komoditas beras Indonesia.

RAKYATKU.COM, BOGOR - Kinerja pertanian">pertanian di masa pandemi naik signifikan di saat sektor yang lain justru mengalami penurunan. Hal ini disampaikan Rektor IPB, Arif Satria, saat menghadiri evaluasi capaian makro sektor pertanian di Bogor, Jumat (21/5/2021) lalu.

Arif menyebut, sektor pertanian kali ini lagi-lagi menjadi penyelamat perkonomian nasional. "Dan jika dihitung, subsektor tanaman pangan adalah yang tumbuhnya tertinggi," sebut Arif.

Berdasarkan data BPS, sebesar 64,56 persen PDB Triwulan-I 2021 berasal dari sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Di antara sektor yang berkontribusi pada PDB triwulan-I 2021 di atas, hanya sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan positif, menduduki posisi keempat setelah infokom, pengadaan air dan jasa kesehatan.

Baca Juga : Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pertumbuhan sub sektor tanaman pangan terhadap PDB pertanian meningkat tajam, dari 10,29 persen pada tahun 2020 menjadi 10,32 persen pada tahun 2021 (Q1). Angka ini lebih tinggi dibandingkan subsektor lainnya.

Kemudian Arif menyoroti dari sisi stok beras. Bahwa stok beras sampai Juli akan ada sekitar 4,04 juta ton beras. Angka ini menurutnya cukup aman jika dilihat dari penetapan batas stok FAO sebesar 20 persen dari total produksi.

Perhitungannya, surplus beras (produksi-konsumsi) pada Januari--April 2021 (sebesar 4,26 juta ton beras) relative tinggi dibanding Januari--April 2020 (1,75 juta ton beras) dan Januari--April 2019 (4,12 juta ton beras). Perkiraan sampai dengan bulan Juli 2021 akan ada surplus sebesar 4,04 juta ton beras.

Baca Juga : Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Menurut Arif,  angka surplus 4,04 juta ton beras ini melebihi rekomendasi FAO AMIS (Agricultural Market Information System) yang menjadi acuan perhitungan stok komoditas beras Indonesia. “FAO merekomendasikan standar minimum stok beras adalah sebesar 18--20 persen. Jadi asumsinya 20 persen dari 17,17 juta ton beras ketemu angka 3,43 juta ton beras. Hasilnya ternyata surplus kita bisa melebihi rekomendasi,” sebut Arif.

Menambahkan apa yang disampaikan Rektor IPB, Widyastuti Dosen IPB memaparkan bahwa subsektor tanaman pangan memang memiliki pertumbuhan relatif lebih tinggi dibandingkan sub sektor lainnya. “Ini menunjukkan respons positif Kementerian Pertanian dalam menjaga ketahanan pangan pada saat pandemi COVID-19,” ujarnya.

Kemudian menilik harga beras, penurunan harga produsen gabah diikuti oleh penurunan harga produsen beras per April 2021. Harga beras nasional  mengalami penurunan yang mengindikasikan terjadinya excess supply beras di pasar. Berdasarkan data BPS (2021), bulan April 2021 harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) sebesar 1,85 persen menjadi Rp4.398 per kilomgram dan 6,31 persen menjadi Rp4.994 per kilogram di tingkat penggilingan. Namun demikian, harga ini masih di atas HPP.

Baca Juga : Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Wiwid menyebutkan bahwa perlu disusun strategi pengembangan pertanian yang banyak bersinggunan langsung dengan sektor riil. “Semakin banyak dapat mengakomodir sektor riil maka fondasi perekonomian akan semakin kuat. Selanjutnya, dikembangkan teknologi atau industri yang  bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian,” tuturnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan akan dilakukan target tanam di masa tanam kedua tahun ini yaitu mulai dilakukan pada bulan April lalu hingga September 2021 di total luas lahan 5,16 juta hektare. Penanaman padi di masa tanam kedua ini diprediksi akan dipanen pada Juli hingga Desember 2021.

Suwandi mengungkapkan  produktivitas gabah di Indonesia pada 2020 sebesar 5,19 ton per hektare. Menurut Suwandi, produktivitas beras nasional bisa dipertahankan salah satunya atas kontribusi dari benih unggul.

Baca Juga : Irjen Kementan Jebolan KPK Naik Pangkat Bintang Tiga

“Hasil kunjungan Presiden Jokowi ke Malang beberapa waktu lalu salah satunya kita diminta bekerjasama untuk penerapan teknomogi dengan perguruan tinggi, ini yang akan kita tidak lanjuti,” katanya.

#Kementerian Pertanian #pertanian