Jumat, 30 April 2021 20:02

Disdalduk-KB Enrekang Gencar Edukasi Remaja, Cegah Lahirnya Anak Stunting

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Disdalduk-KB Enrekang Gencar Edukasi Remaja, Cegah Lahirnya Anak Stunting

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk-KB) Enrekang aktif memberikan edukasi untuk mencegah stunting.

RAKYATKU.COM,ENREKANG -- Pernikahan pada usia dini, namun tidak dibarengi edukasi kehidupan berkeluarga dapat menyebabkan anak menderita stunting.

Hal ini disebabkan orang tuanya tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kehamilan dan pola asuh yang benar.

Hal ini salah satu pembahasan pada pendampingan pelaksanaan edukasi penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR).

Baca Juga : Sekda Kota Makassar Lepas Peserta Jalan Sehat HUT ke - 85 HIKMA

Acara itu digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk-KB) Enrekang di Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR) dan Bina Keluarga Remaja (BKR), Kamis (29/4/2021).

Sekretaris Disdalduk-KB Enrekang Husniati Latif, SH, MAP menjelaskan bahwa acara ini merupakan program BKKBN Bangga Kencana. Sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap remaja.

"Remaja diharapkan dapat menjadi remaja yang berketahanan, remaja yang berkualitas, remaja dapat menunjukkan identitas diri, remaja yang produktif, dan proaktif," jelasnya.

Baca Juga : Dikerjakan Tahun Ini, Rekonstruksi Jalan Poros Enrekang-Pinrang Sedang Lelang

Sementara Dra Hj Ritamariani selaku kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel dalam sambutannya menyebutkan upaya pencegahan stunting harus dimulai dari hulu, yaitu dimulai saat remaja.

Kasus stunting, kata Rita, banyak terjadi pada remaja yang menikah di usia dini. Hal ini disebabkan remaja belum memiliki pengetahuan yang cukup terkait kehamilan dan pola asuh yang baik dan benar.

"Remaja juga masih sangat membutuhkan gizi untuk pertumbuhan hingga usia 21 tahun. Ketika mereka menikah dan hamil, tubuh ibu berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya dan menyebabkan anak lahir stunting," beber Rita.

Baca Juga : Raih Gelar Doktor, Putra Enrekang Dapat Apresisasi dari Unnes

Dalam kesempatan itu, Ketua TP PKK Enrekang Dra Hj Johra MB, MPd menyebutkan masalah stunting itu ada tiga faktor.

"Pola makan yang salah, biasanya memberikan makanan instan. Kedua, ketidakmampuan kita memilih menu yang benar dan mengolah menu itu sendiri. Misalnya, memasak sayur kelor hingga layu yang mengakibatkan nutrisi pada sayur hilang. Padahal, seharusnya setelah campurannya masak, lalu kita matikan kompor setelah itu barulah kita memasukkan daun kelor dan juga garam," urai Johra.

Terakhir, pola asuh yang salah. Pola asuh itu harus dimulai sejak 0 tahun. Jangan membentak anak yang masih kecil. Karena sekali bentak akan menghambat tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikisnya.

Baca Juga : Satgas Covid-19 dan Pemuda Patondonsalu Sterilisasi 6 Masjid untuk Digunakan Salat Idulfitri

 

Penulis : Hasrul Nawir
#BKKBN Enrekang #enrekang