RAKYATKU.COM, ENREKANG - Ketua TP PKK Kabupaten Enrekang, Johra MB, meminta sekolah-sekolah se-Kabupaten Enrekang menyiapkan kantin sehat.
Kantin tersebut hanya menjual yang alami, pangan lokal, dan hasil produksi maupun kreasi masyarakat sekitar yang sehat. Ia berharap hal ini menjadi perhatian sekolah, dan pihak terkait.
Hal ini ia sampaikan saat tampil sebagai pembicara di acara Internalisasi Pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Dalam Rangka Penurunan Angka Stunting. Acara itu diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Jumat (23/4/2021).
Baca Juga : Bupati Enrekang dan Wakilnya Apresiasi Antusiasme Masyarakat Saat Pembukaan Mafest 2023
"Kantin sekolah jangan lagi menjual makanan instan berpengawet, pewarna, pemania buatan, dan sebagainya seperti mi instan. Itu semua jika berlebihan, bisa berbahaya bagi tumbuh kembang anak," tegasnya.
Alih-alih menyediakan makanan instan, Johra meminta kantin menjual olahan-olahan pangan lokal, tradisional atau produk kreasi masyarakat. Sekolah dapat bekerja sama dengan masyarakat sekitar.
Kata Johra, manfaat kantin sehat ini sangat banyak. Siswa akan mengonsumsi makanan yang sehat dan mengenal serta melestarikan makanan tradisional Enrekang. Yang tak kalah penting, kantin sekolah membantu mendorong ekonomi kerakyatan dan industri rumah tangga.
Baca Juga : Sofha Cicipi Pangan Berbahan Pisang, Bupati Perkenalkan Enrekang Sebagai Penghasil Sayur
"Bisa bikin kerupuk dangke, nugget yang bebas pengawet, dan masih banyak lagi. Pasarkan di sekolah," ujarnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Enrekang, Darmiati Siampa, menekankan pentingnya memperoleh informasi tentang pengetahuan dan pemahaman 1.000 HPK.
"Agar minimal dalam kehidupan keluarga kita bisa aplikasikan dan kita bisa menyampaikan kepada kerabat kita, tetangga kita dan masyarakat kita di mana kita berada," jelas Darmiaty.
Baca Juga : Optimalkan Penerimaan Pajak, Bupati Enrekang Teken Perjanjian Kerjasama dengan DJP-DJPK
Dengan begitu, tujuan dari pelaksanaan 1.000 HPK ini untuk menurunkan angka stunting, melahirkan anak-anak yang hebat, melahirkan anak-anak yang cerdas, tumbuh kembang yang sehat sesuai dengan tingkat usianya bisa wujudkan.
Adapun peserta acara itu adalah kader dan keluarga yang memiliki baduta maupun ibu hamil dari Desa Karueng.