RAKYATKU.COM,JENEPONTO -- Jelang Ramadan, dua komunitas sosial di Kabupaten Jeneponto dikukuhkan. Mereka siap bergerak membantu sesama pada bulan puasa.
Anggota Dewan Komunitas Jeneponto Berbagi dan Turatea Peduli didampingi pendiri dua komunitas, Sese. Dia hadir untuk melakukan pengukuhan dan syukuran di Jalan Lingkar, Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu.
Anggota Dewan Komunitas Jeneponto Berbagi-Turatea Peduli, Hajah Ethi Karaeng Caya mengatakan, berbagi itu indah dan harus dilakukan dengan ikhlas serta tak perlu menunggu kaya. Sasaran berbagi rezeki itu, untuk warga kurang mampu dan terkena musibah.
Baca Juga : Desa Wisata Kassi Rumbia, Jadi Tuan Rumah Peluncuran Program Ekosistem Keuangan Inklusif
"Baik itu kebakaran, banjir, dan lainnya. Jika ingin berbagi, kita tidak perlu menunggu bahwa harus kaya dulu. Berbagi harus ikhlas kapan dan di mana saja. Ibarat begini kalau Jeneponto ada kebakaran, saya panas," terang Ethi diamini Sese, Sabtu (10/4/2021).
Karaeng Caya mengaku tidak ingin mendengar berbagi itu karena terpaksa. Sebab peduli terhadap sesama harus ikhlas menjalaninya. Pertahankan dan saling menjaga.
"Jangan pula saling menyinggung perasaan. Tetap saja satu komando dan ikut dengan petunjuk ketua. Bayangkan saja sampai saya batalkan tiket ke Jakarta demi menghadiri pengukuhan dan syukuran Jeneponto Berbagi-Turatea Peduli," sebutnya.
Baca Juga : Pemkab Jeneponto dan PLN Punagaya Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung
Ketua Komunitas Turatea Peduli, Basmahuddin berharap kekompakan tetap terjaga. Tidak saling sikut dalam komunitas. Dua komunitas berdiri dengan tujuan yang sama, untuk menyasar warga kurang mampu dan lainnya.
"Mari kita saling menjaga kekompakan demi utuhnya komunitas. Ke depan Komunitas Jeneponto Berbagi dan Turatea Peduli akan terus melanjutkan misi amal dan hadir bersama orang-orang yang butuh kepedulian," ujarnya.
Baca Juga : Sabung Ayam di Jeneponto Berujung Tragis, 1 Tewas dan Dua Orang Kritis di Rumah Sakit
"Dalam beberapa hari ini kami sudah menyalurkan bantuan ke sasaran, yakni masyarakat kurang mampu, seperti tukang becak dan tukang ojek dan orang yang membutuhkan. Ini lanjut lagi di bulan Ramadan," imbuh Ketua Jeneponto Berbagi, Yuliarti.
Pendiri dua komunitas tersebut, Sese mengatakan bakti sosial harus dan wajib dilakukan, meskipun itu diperoleh secara patungan. Sebelum pemerintah hadir di tempat bencana dan lainnya, harus didahului.
"Jangan mencari keuntungan di komunitas. Ibarat kita pake kacamata kuda dan jangan pernah dengar yang mencibir. Tetaplah semangat untuk membantu masyarakat yang kurang mampu," harapnya.
Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Lakukan Pendampingan Penilaian KKP HAM dan Pelaporan Aksi HAM di Tiga Kabupaten
"Juga, jika ada yang emergency segera sampaikan. Dan itu harus langsung ditindaklanjuti sasarannya. Apakah dia korban kebakaran, banjir, sakit atau apa saja. Berbagi akan dilakukan secara terus menerus," tambahnya.