Kamis, 08 April 2021 13:07

Bank DBS Indonesia dan Manulife Hadirkan 3 Alternatif Investasi Baru

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: Manulife Indonesia.
Foto: Manulife Indonesia.

Ada Manulife Dana Pendapatan Tetap Jangka Pendek Dolar (MDPTJPD), Manulife Dana Ekuitas China Dolar (MDECD), dan Manulife Dana Ekuitas Teknologi Global Dolar (MDETGD).

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Bank DBS Indonesia dan Manulife Indonesia kembali mengukuhkan komitmennya dalam memenuhi kebutuhan keuangan nasabah yang makin berkembang.

Bank DBS Indonesia dan Manulife Indonesia mengumumkan peluncuran tiga alternatif dana investasi terbaru untuk produk asuransi unit link MiTreasure Ultimate Protection [MITUP], MiTreasure Optimax Protection [MITOP], dan MiWealth Protection [MWP].

Yakni, Manulife Dana Pendapatan Tetap Jangka Pendek Dolar (MDPTJPD), Manulife Dana Ekuitas China Dolar (MDECD), dan Manulife Dana Ekuitas Teknologi Global Dolar (MDETGD). Alternatif investasi baru ini menempatkan dana investasi pada instrumen pendapatan tetap dan saham.

Baca Juga : Survei Manulife: Masyarakat Yakin Pandemi Berakhir, Tetap Fokus Tata Kesehatan dan Keuangan

"Kami berupaya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan portfolio investasi mereka. Nasabah dan keluarga Indonesia memiliki kesempatan untuk merencanakan serta melakukan diversifikasi aset investasinya melalui ketiga pilihan dana investasi baru yang telah tersedia pada produk asuransi mitra kami, Manulife Indonesia,” kata Paulus Sutisna, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, dalam keterangan resminya, Kamis (8/4/2021).

Sementara itu, perkembangan asuransi unit link di Indonesia makin meningkat. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Oktober (ytd) 2020, pangsa pasar unitlink masih menunjukkan pertumbuhan sepanjang 2020. Bahkan dari data yang sama, tercatat pangsa pasar unitlink mencapai 64 persen hingga Oktober (ytd) 2020 dan pangsa pasar tersebut meningkat dari tahun 2019 sebesar 55 persen.

Seiring dengan perkembangan tersebut, terdapat pula peningkatan atensi masyarakat akan produk asuransi di tengah situasi pandemi. Hal ini terungkap dalam hasil survei Manulife Asia Care terbaru yang dilakukan terhadap 519 responden asal Indonesia dan dirilis pada Februari, menunjukkan bahwa hampir tiga perempat (72 persen) responden di Indonesia ingin membeli polis baru dalam enam bulan ke depan—sedikit lebih tinggi dari rata-rata kawasan (71 persen). Selain itu, sebanyak 88 persen responden Indonesia menyatakan, sejak COVID-19 melanda, perencanaan masa pensiun kini dianggap makin penting.

Baca Juga : Manulife Indonesia Peduli Penanganan COVID-19, Donasi Lebih dari 500 Tabung Oksigen

Ryan Charland, Presiden Direktur dan CEO Manulife Indonesia menambahkan, “Ada kebutuhan yang kuat di antara masyarakat Indonesia akan perlindungan finansial, terutama untuk jangka panjang. Kami mendengarkan nasabah kami dengan seksama dan menanggapi kebutuhan itu. Bersama Bank DBS Indonesia, kami berinovasi dan menawarkan pilihan investasi baru bagi nasabah untuk memberikan ketenangan pikiran. Dengan tiga pilihan investasi baru, nasabah dan keluarga Indonesia dapat menikmati kesempatan untuk memaksimalkan perencanaan keuangan mereka.”

Manulife Dana Pendapatan Tetap Jangka Pendek Dolar (MDPTJPD) menempatkan dana investasinya pada obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor pendek dan memiliki strategi pengelolaan yang mengedepankan stabilitas serta menjaga tingkat volatilitas.

Manulife Dana Ekuitas Teknologi Global Dolar (MDETGD) dan Manulife Dana Ekuitas China Dolar (MDECD) mengalokasikan dana investasinya pada instrumen saham. MDETGD menawarkan potensi pertumbuhan dari saham-saham di sektor teknologi yang berkembang secara pesat dengan semakin luasnya pemanfaatan dan penerapan teknologi masa depan, seperti 5G, electric vehicle, artificial intelligence, cloud computing, dan internet of things.

Baca Juga : 36 Tahun Hadir di Indonesia, Manulife Terus Komitmen Berikan Layanan Terbaik

Manulife Dana Ekuitas China Dolar (MDECD) memberikan peluang bagi para nasabah untuk menikmati peluang dari laju transformasi ekonomi China, dengan berinvestasi di pasar modal China, di tengah "new economy" China yang berpotensi diuntungkan dari tren digitalisasi, urbanisasi, peningkatan konsumsi, automasi, dan layanan kesehatan.

Ekonomi China telah berkembang pesat dan menjadikan negara ini sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Dengan tren pertumbuhan saat ini, ekonomi China diperkirakan akan melampaui Amerika di tahun 2028. Saat ini China berada pada fase transformasi ekonomi. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi China mengandalkan sektor manufaktur, kemudian beralih menuju ekonomi yang lebih terkini dan inovatif sehingga mengandalkan sektor jasa sebagai motor pertumbuhan ekonomi.

Peluncuran ini sekaligus memperkuat kemitraan DBS dan Manulife yang telah berlangsung sejak tahun 2016. Kemitraan Bank DBS Indonesia dan Manulife Indonesia telah menghadirkan rangkaian produk, mulai dari unit link, asuransi jiwa hingga asuransi kesehatan.

#Manulife Indonesia #DBS Indonesia